Untuk Kabupaten Lampung Timur berlangsung di SMP Negeri 1 Sukadana dan SMP Negeri 1 Purbolinggo.
Yusbariah mengatakan, Gerakan Aksi Bergizi dalam rangka penurunan anemia pada remaja, khususnya remaja putri.
Ini dilakukan melalui pemberian tablet tambah darah pada remaja putri secara serentak yang dilaksanakan di sekolah.
Gerakan ini dikemas melalui Gerakan Masyarakat untuk Hidup Sehat (Germas) dalam tatanan sekolah.
BACA JUGA: Banjir di Way Kanan, Warga Terpaksa Beraktivitas Dengan Perahu
Selain minum tablet tambah darah, pada kegiatan ini ada juga aktifitas fisik berupa senam sehat bersama.
Kemudian sarapan pagi bergizi, edukasi gizi, penyuluhan kesehatan sebagai salah satu upaya percepatan penurunan stunting.
”Seluruhnya merupakan bagian dari implementasi intervensi gizi spesifik dan sensitif dalam upaya penurunan stunting di Lampung Timur,” papar Yusbariah.
Yusbariah melanjutkan, gerakan ini harus terus diupayakan, karena secara nasional pada akhir 2024, ditargetkan minimal 58 persen remaja putri mengonsumsi tablet tambah darah.
BACA JUGA: Mau Buat SIM? Bimbel Ujian Dulu di Satpas Polres Tangamus, Gratis
Karena itu, diperlukan kerja keras secara bersama bagi seluruh stakeholder untuk mencapai target tersebut.
Salah satu dampak jika mengalami anemia atau kurang darah adalah lemas, sering mengantuk dan sering tertidur yang berakibat pada semangat belajar yang rendah.
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri mulai usia 12-18 tahun di institusi pendidikan jenjang SMP dan SMA atau yang sederajat melalui UKS.
Pemberian tablet tambah darah dengan frekuensi satu tablet setiap minggu sepanjang tahun (52 tablet dalam satu tahun).
BACA JUGA: Catat, Ini 6 Hotel di Lampung yang Dekat Dengan Pantai
Tujuan pemberian tablet tambah darah ini selain untuk meminimalisir potensi anemia yang berakibat terhadap kesehatan dan prestasi di sekolah, juga mempersiapkan remaja putri pada saat sebelum menjadi seorang ibu.