RADARLAMPUNG.CO.ID - Dinas Perdagangan (Disdag) Bandar Lampung sebut pihaknya telah selesai menyerap anggaran penanganan inflasi pasca kenaikan BBM.
Di mana, Disdag Bandar Lampung telah menyelesaikan pasar murah di 20 kecamatan pada 1 Desember 2022 --setelah berlangsung selama tiga bulan.
Kepala Disdag Bandar Lampung Wilson Faisol mengatakan, pasar murah yang berlangsung selama tiga bulan menghabiskan anggaran Rp 2 miliar.
Pada pasar murah tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung menjual bahan pokok dengan harga yang telah disubsidi, sehingga lebih murah dibanding harga di pasaran.
BACA JUGA:Menunggu Proses UPT, Dispora Tanggamus Tunjuk Penanggung Jawab Pengelolaan GOR Ratu
Dirinya juga mengungkapkan, kehadirian pasar murah bertujuan untuk menekan harga bahan pokok di pasaran agar lebih stabil.
Dengan adanya pasar murah Pemkot Bandar Lampung, Wilson mengkalim pihaknya berhasil menekan angka inflasi.
Ia menjelaskan, harga bahan pokok di pasar cenderung stabil selama ada pasar murah. Hal tersebut membantu menjaga daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan.
Di mana, lanjut Wilson, anggaran yang digunakan terdiri dari anggaran penanganan inflasi sebanyak Rp 1 miliar untuk menjalankan program itu.
Ditambah dari anggaran Dana Insentif Daerah (DID) dengan nilai yang sama.
Meski pasar murah dalam rangka pengendalian inflasi pasca kenaikan harga BBM telah berakhir, Wilson mengungkapkan pasar murah atau operasi pasar program pemkot masih tetap berjalan.
"Ya pasar murah rutin masih tetap kita jalankan, seperti saat hari besar Ramadan dan Lebaran," ujar Wilson, Selasa 6 Desember 2022.
Disinggung terkait antisipasi kenaikan harga bahan pokok jelan Natal dan Tahun baru, pihaknya akan melakukan monitoring.
BACA JUGA:Luar Biasa, Kemeriahan Zumba Tersaji di Acara Nobar Piala Dunia dan Fun Food Festival Radar Lampung