RADARLAMPUNG.CO.ID – Aplikasi perpesanan seperti WhatsApp memang menjadi layanan komunikasi pengiriman pesan paling populer.
WhatsApp memang menjadi aplikasi layanan pesan paling banyak digunakan di seluruh dunia saat ini.
Namun demikian, perusahaan yang menaungi WhatsApp tentunya diliputi oleh rasa gelisah akan kehadiran inovasi yang dilakukan pesaingnya.
Dari pantauan radarlampung.co.id melalui media sosial Twitter pada Senin, 20 Februari 2023.Para petinggi aplikasi perpesanan nampaknya rajin menyerang pesaingnya.
BACA JUGA:Tahun Ini, Pemkab Mesuji Akan Miliki MPP
Setelah sebelumnya Mark Zuckerberg sempat menyinggung iMessage. Kali ini Will Cathcart ikut mengkritik Telegram dengan mengutip sebuah artikel oleh Wired.
Menurut Cathcart, enkripsi yang ada pada aplikasi telegram belum diverifikasi secara independen.
Dalam hal ini, Cathcart menyinggung bahwa belum terverifikasinya enkripsi pada aplikasi Telegram bisa membuat data penggunanya menjadi tidak aman.
“Telegram tidak memiliki transparansi nyata yang diadopsi oleh sebagian besar perusahaan teknologi,”dikutip dari cuitan Will Cathcart di akun Twitter pribadinya yakni @wcatcart.
BACA JUGA:Hujan Deras, Jembatan Antar Desa Putus
“Selain tidak mengamankan pesan orang, kesalahan Telegram telah membahayakan orang,”lanjut Cathcart dalam cuitannya.
Tak sampai disitu saja, Cathcart juga menyebut bahwa Telegram-lah yang membangun API lain dengan membuat akses ke konten penggunanya sebagai upaya pengawasan massal.
Dalam hal ini, Cathcart pun mempertanyakan terkait klaim yang dibuat Telegram tentang tidak pernah menyerahkan data pengguna kepada pemerintah.
Jika melihat pada kritik antar dua perusahaan media perpesanan tersebut, Telegram sendiri memang sempat mengkritik WhatsApp terkait pencadangan obrolan ke Google Drive yang dianggap menonaktifkan enkripsi.
BACA JUGA:Anggaran Infrastruktur Naik, Ini Fokus Utama Pembangunan Kota Metro