Ada juga kegiatan lain seperti pemberian vitamin A bagi balita serta penyuluhan kesehatan oleh para kader Posyandu.
Tak hanya itu, gerakan nasional ini juga digelar sebagai langkah awal mendeteksi gejala stunting terhadap balita di Tanah Air.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dalam hal ini mengharapkan stunting dapat dicegah sedini mungkin dan diintervensi dalam skala nasional.
Saat ini tercatat ada sebanyak 300 ribu Posyandu yang tersebar di seluruh wilayah yang ada di Indonesia. Yang mana wilayah tersebut ikut serta dalam perancangan penurunan angka stunting ini.
BACA JUGA:Simak, Tiga Provinsi dengan Penurunan Prevalensi Stunting Terbesar di Indonesia
Sehingga dalam perancangan penurunan angka stunting di indonesia, jumlah balita yang akan ditimbang adalah sekitar 14 juta balita.
Seperti yang diberitakan Radarlampung.co.id sebelumnya bahwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) diketahui telah melakukan kegiatan pencatatan status gizi balita.
Kegiatan pencatatan status gizi balita kini makin cepat dan akurat karena bisa menggunakan Chatboat WhatsApp.
Kehadiran chatboat WhatsApp yang langsung terhubung dengan Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) inilah yang membuat pencatatan status gizi balita menjadi cepat dan akurat.
BACA JUGA:Catat! 15 Desa Di Lampung Timur Masih Menjadi Lokus Stunting
Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) sebenarnya ditujukan bagi Kader Kesehatan yang bertugas di Posyandu.
Tujuannya adalah memudahkan pencatatan program kesehatan pada Balita yang meliputi penimbangan berat badan (BB), pengukuran panjang badan (PB), dan tinggi badan (TB).
Sebagai informasi, chatboat WhatsApp saat ini baru diterapkan perdana di wilayah DKI Jakarta.
Kendati demikian, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) akan memperluas pencatatan data tumbuh kembang balita melalui chatboat WhatsApp untuk Posyandu di 50 Kabupaten/Kota lain secara bertahap pada Maret 2023 ini. (*)