Kebiasaan flexing yang dilakukan seseorang yang ingin selalu terlihat memiliki kekayaan, atau bahkan menarik secara fisik memang kerap jadi buah bibir masyarakat.
Kebanyakan dari mereka yang melakukan flexing adalah orang yang ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain atas apa yang diperlihatkannya di media sosial.
BACA JUGA: Link Mental Age Test yang Sedang Viral di TikTok, Tes Mengukur Usia Mentalmu
Namun demikian, tak semua tindakan flexing bisa dianggap sebagai sesuatu yang negatif seluruhnya.
Misalnya saja saat ini, femonena flexing kerap dijadikan sebagai metode marketing suatu perusahaan.
BACA JUGA:Tempat Wisata di Indonesia Yang Sering Menjadi Sasaran Turis Berkunjung
Perusahaan sering kali menggunakan fenomena flexing sebagai metode marketing dengan tujuan menarik perhatian para calon konsumen.
Akan tetapi, apabila flexing dilakukan oleh seorang atau individu. Maka ada beberapa faktor yang bisa membuat kebiasaan flexing itu terjadi.
BACA JUGA: Ayo Cek, Tanda Bahwa Anda Sedang Depresi, Mungkin Tidak Kamu Sadari
Flexing umumnya dapat terjadi dan disebabkan oleh seseorang yang berada dalam kondisi insecure.
Orang yang melakukan flexing biasanya adalah mereka yang merasa bahwa keberadaannya kurang dihargai atau kurang dianggap penting.
BACA JUGA:6 Destinasi Wisata di Lampung Utara yang Wajib Dikunjungi
Tindakan flexing yang dilakukan pun adalah untuk menunjukkan kepada banyak orang bahwa dirinya layak diterima dalam suatu lingkungan.
Fenomena flexing juga umum dilakukan oleh individu yang ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain.
BACA JUGA: Ini Hubungan Kesehatan Mental dengan Lingkungan Kerja
Seseorang yang melakukan tindakan flexing ini kemungkinan tak akan menyadari bahwa apa yang dilakukannya dapat membuat orang lain terganggu.