METRO, RADARLAMPUNG.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Metro telah melakukan survei biaya hidup (SBH) tahun 2022 untuk Kota Metro.
Di mana, survei biaya hidup tersebut dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang pola konsumsi masyarakat sebagai bahan untuk penyusunan diagram timbang, dan paket komoditas yang baru dalam penghitungan indeks harga konsumen (IHK).
Survei biaya hidup (SBH) dilakukan lima tahun sekali, dan masa pencacahannya dilakukan selama 1 tahun penuh.
Kepala BPS Kota Metro Wintarti Dyah Indriani mengatakan, pengumpulan data dari responden telah dilakukan mulai dari Januari sampai Desember 2022. Responden merupakan masyarakat Kota Metro yang dipilih secara acak melalui sistem.
BACA JUGA:Ternyata Ketumpang Air Bisa untuk Kecantikan, Simak Caranya
"Jadi responden SBH ini dipilih by sistem. Kita tidak bisa menentukan, A tau B. Semua sudah diatur melalui sistem," kata Wintarti, Jumat 31 Maret 2023.
Dia menjelaskan, survei biaya hidup terhadap responden dilakukan per triwulan. Setiap triwulan atau tiga bulan, akan ada 300 responden yang akan mencatat pengeluarannya setiap hari di buku catatan yang diberikan petugas.
Namun, sebelumnya, petugas akan bertanya mengenai kesediannnya mengikuti SBH tahun 2022 tersebut. Jika bersedia, akan diberikan buku catatan untuk mencatat pengeluarannya setiap hari.
"Setiap triwulan akan berganti respondennya, dan wilayahnya. Jadi dalam setahun itu, ada 1200 responden untuk SBH tahun 2022 kemarin. Dan setiap minggu petugas akan turun untuk memeriksa isiannya, mengingatkan kembali, dan lainnya. Jadi selama tiga bulan itu tidak kita lepas begitu saja," terangnya.
BACA JUGA:Terlibat Curanmor, 2 Warga Labuhanmaringgai Diamankan
Untuk responden sendiri, lanjutnya, terdiri dari berbagai lapisan masyarakat dari berbagai tingkat pengeluaran. Ada petani, pengusaha, pedagang, maupun ASN.
"Kan dari sistem pusat yang menentukan responden, jadi bermacam-macam lapisan masyarakat. Dan kemarin ini semua kecamatan ada yang mewakili menjadi responden. Sehingga diharapkan tingkat pengeluarannya itu bisa tergambar semua se Kota Metro ini," jelasnya.
Wintarti mengungkapkan, dalam melakukan SBH tahun 2022, tentu ditemukan berbagai kendala di lapangan. Seperti ada responden yang tidak percaya jika dilakukan survei oleh BPS, atau ada yang belum mengerti mengenai survei biaya hidup tersebut.
Menurutnya, sosialisasi mengenai survei biaya hidup telah dilakukan.
BACA JUGA:Rekrutmen Panwaslu Lampura Kembali Disoal, Giliran Surat Kejiwaan Dipatok Tarif Tinggi