RADARLAMPUNG.CO.ID - Pemerintah akan menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dalam menghadapi fenomena El Nino ekstrem.
Seperti yang telah diprediksi pada sebelumnya, El Nino ekstrem akan menghantam sebagian besar wilayah Indonesia pada Agustus 2023.
Sesuai dengan arahan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan telah menghimbau kepada seluruh pemerinta daerah untuk segera mengambil sikap mengantisipasi dampak dari El Nino ekstrem.
Maka dari itu, pemerintah daerah harus sudah mulai bersiap dari sekarang dan memperhitungkan semuanya dalam menghadapi kekeringan hebat atapun kemarau panjang yang diprediksi akan melanda 32 provinsi di Indonesia.
BACA JUGA: Dihantam El Nino, 32 Provinsi Bakal Dilanda Kemarau Panjang, Hanya Dua Daerah yang Aman
BACA JUGA: Daerah Harus Bersiap, Menko Luhut Beber Potensi Dampak El Nino di Sektor Ekonomi
Sejauh ini langkah yang akan ditempuh dalam menghadapi serangan El Nino dengan dampak yang luar biasa, pemerintah akan menggunakan teknologi modifikasi cuaca.
Di mana, teknonlogi modifikasi cuaca ini akan digunakan sebagai senjata dalam menghadapi El Nino Ekstrem yang menyebabkan kemarau panjang akibat kekeringan air.
Tidak hanya kemarau panjang, El Nino ekstrem juga berpotensi memberikan dampak terjadinya kebakaran hutan dan lahan dengan skala yang cukup tinggi.
Melalui penggunaan Teknologi Modifikasi cuaca (TMC) pemanasan suhu laut akibat El Nino dapat diantisipasi dengan cepat.
BACA JUGA: Dampak Luar Biasa Dari El Nino di Sektor Pertanian Hingga Mata Pencaharian
BACA JUGA: Ini Jumlah Wilayah Rawan Kekeringan di Mesuji
Dilansir dari situs Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), cara kerja dari Teknologi Modifikasi Cuaca yakni dengan cara mengubah kondisi cuaca sesuai yang diinginkan.
Termasuk salah satunya, mempercepat turun hujan yang dipicu dari potensi awan hujan yang ada di atmosfer dengan cara menebar garam ke dalam awan hujan.
Sehingga, hujan bisa turun jatuh di tempat tertentu sesuai kebutuhan dan tujuan yang diinginkan.