Meski begitu, tim peneliti menerima laporan adanya hidden kurikulum atau kurikulum tersembunyi.
Tidak hanya itu. Informasi lain yang diperoleh adalah perbedaan antara santri orang dalam dengan santri yang berasal dari luar.
Artinya, ada santri rekrutan dari NII Komandemen Wilayah IX atau para tokohnya secara langsung langsung.
Kemudian ada rekrutmen santri yang dilakukan secara umum dan terbuka.
“Terhadap hal ini kami belum mendapatkan bukti empirik, sebab sifatnya hidden dan konfidensial,” sebut Aminuddin Yakub.
Aminuddin Yakub yang saat itu menjadi sekretaris tim peneliti MUI menyatakan belum ada bukti penyimpangan dalam kurikulum yang diajarkan di Ponpes Al Zaytun.
Temuan terakhir, ada hubungan signifikan antara gerakan NII Komandemen Wilayah IX dengan Ponpes Al Zaytun atau Ma’had Al Zaytun di luar kegiatan pesantren.
Hasil penelitian menyatakan, hubungan tersebut setidaknya dibagi dalam tiga aspek.
Meliputi aspek kepemimpinan. Indikasi keterkaitan antara keduanya diketahui dari pemimpin Ponpes Al Zaytun , tenaga pendidik maupun karyawan terlibat dalam gerakan NII KW IX.
Mereka ada yang menjabat sebagai pemimpin dan anggota dalam organisasi NII Komandemen Wilayah IX
Kemudian hubungan yang terkait aliran dana. Hasil penelitian tim MUI mengungkap adanya aliran dana yang cukup signifikan dari gerakan NII KW IX kepada Ponpes Al Zaytun.
Ini berasal dari dana hijrah, baiat, penebusan dosa, hingga sumber-sumber dana lainnya
BACA JUGA: Wapres Minta Pembahasan Serius Soal Salam Yahudi di Ponpes Al Zaytun
Hubungan di antara NII Komandemen Wilayah IX dengan kelahiran Ponpes Al Zaytun secara historis tidak dapat dilepaskan dan merupakan satu bagian