• Kerusakan sistem saraf pusat, perdarahan di otak, gangguan penglihatan, bahkan kebutaan, akibat kejang yang berulang.
• Kerusakan organ, seperti gagal ginjal dan gagal hati.
• Sindrom HELLP dan gangguan sistem peredaran darah, seperti koagulasi intravena terdiseminasi atau disseminated intravascular coagulation (DIC)
• Gangguan kehamilan, misalnya pertumbuhan janin terhambat, solusio plasenta, oligohidramnion, atau bayi terlahir secara prematur.
• Penyakit jantung koroner dan stroke
• Risiko mengalami preeklamsia dan eklamsia pada kehamilan berikutnya.
BACA JUGA:Simak, Ini Regimen Vaksin Tambahan untuk Booster Kedua Dalam Pencegahan Sub-Varian Arcturus
Pencegahan Eklamsia
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh calon ibu dan ibu hamil untuk menurunkan risiko terjadinya eklamsia, yaitu:
• Menjalani kontrol rutin ke dokter selama kehamilan.
BACA JUGA:Kulit Wajah Terlihat Kusam karena Memakai Sunscreen? Apa yang Salah, Simak Ini Penjelasannya
• Menjaga berat badan ideal sebelum dan selama kehamilan.
• Tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
• Mengonsumsi suplemen tambahan sesuai saran dokter.
Demikianlah penjelasan terkait eklamsia dan upaya pencegahannya. Pemberian aspurin bisa mencegah eklamsia namun harus berdasarkan anjuran dari dokter. (*)