Karena tidak dapat mengurangi massanya, hal itu menjadi analog dengan kekekalan energi.
Lubang hitam atau black hole memiliki entropi yang membuatnya sebandng dengan area mereka.
BACA JUGA: Waduh SK Gubes Rektor IAIN Metro Diduga Cacat Hukum
Pada area permukaan lubang pun ditentukan oleh perbatasan berbentuk bola yang dikenal sebagai cakrawala peristiwa.
Lalu di sekitaran luar batas ini tidak memiliki apapun yang dapat lolos dari tarikan gaya gravitasinya yang kuat.
Di sisi lain sebagaimana yang diberitakan Radarlampung.co.id sebelumnya, ada ratusan miliar bintang.
Jumlah tersebut membentuk Galaksi Bima Sakti yang saat ini diketahui banyak kalangan.
BACA JUGA: Super Mewah, Ini Empat Koleksi Jam Tangan Rolex Terbaru Dengan Desain Unik dan Elegan
Perjalanan di luar angkasa memang tampak menyenangkan bagi mereka yang belum pernah pergi ke sana.
Namun perjalanan menyenangkan itu akan berubah menyeramkan karena memiliki risiko, dan mengancam keselamatan nyawa siapa saja yang ada di luar angkasa.
Salah satu contohnya pernah terjadi pada beberapa dekade yang lalu.
Pada waktu itu, ditemukan filamen misterius yang berada di pusat Galaksi Bima Sakti.
BACA JUGA: Heboh Salam Yahudi yang Diucapkan Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Artinya Ternyata...
Para astronot lantas terkejut setelah filamen cahaya ditemukan di pusat Galaksi Bima Sakti.
Sebab filamen misterius itu keluar dari sebuah lubang hitam atau blackhole di pusat Galaksi Bima Sakti yang saat ini kita huni.
Akan tetapi penemuan yang seharusnya memperjelas apa-apa saja yang terjadi di ruang angkasa, justru semakin membingungkan astronot yang bertanggung jawab atas misi penelitian ruang angkasa yang dilakukannya.