Meninjau perkembangan inflasi pasca periode HBKN Idul Fitri 1444H dan mempertimbangkan risiko inflasi ke depan, ada beberapa upaya yang akan diambil TPID Provinsi Lampung dalam menjaga stabilitas harga.
Pertama, Keterjangkauan Harga dengan melakukan monitoring harga dan pasokan serta terus melakukan operasi pasar beras/SPHP secara kontinuitas hingga harga kembali turun sampai dengan HET.
Melakukan monitoring harga dan pasokan, khususnya pada komoditas-komoditas yang perlu diwaspadai kenaikan harganya seperti telur ayam, bawang putih, bawang merah, minyak goreng, dan daging sapi.
Serta komoditas yang relatif terjaga, namun masih memiliki risiko kenaikan harga seperti daging ayam, aneka cabai, dan gula pasir.
BACA JUGA:Dampak Buruk Memakai Kipas Angin saat Tidur, Nomor 3 Bisa Bikin Nyeri Otot
“TPID juga akan memastikan Tarif Batas Atas (TBA) angkutan udara dan angkutan antar kota tetap sesuai dengan penerapannya. Kemenhub telah menindaklanjuti harga tiket lion group yang di atas TBA per awal April 2023,” kata Budiyono.
Kedua, menjaga ketersediaan Pasokan. Yakni dengan memperkuat dan memperluas Kerjasama Antar Daerah (KAD) Provinsi Lampung.
Utamanya komoditas-komoditas yang sering bergejolak, termasuk pelaksanaan pelatihan budidaya bawang merah bagi kelompok tani.
Serta penjajakan KAD G2G dan B2B bawang merah antara Pemerintah Kota Metro dengan Pemerintah Kabupaten Brebes yang dilaksanakan di Kabupaten Brebes pada tanggal 3 – 5 Mei 2023.
BACA JUGA:Traffic Light di Kotaagung Belum Juga Menyala, Kondisi Lalu lintas Jadi begini
Ketiga, memastikan kelancaran transportasi serta angkutan udara, darat, dan laut, dengan pembatasan angkutan barang, pengaturan lalu lintas, peningkatan frekuensi penerbangan, dan optimalisasi Pelabuhan Panjang untuk menyebar kepadatan di Pelabuhan Bakauheni.
“Keempat, yakni Komunikasi efektif dengan melakukan rapat koordinasi secara formal yang dilaksanakan rutin setiap minggu, dan informal melalui WhatsApp Group, dalam rangka menjaga awareness TPID Lampung terkait dinamika harga dan pasokan terkini,” pungkas Budiyono. (*)