Sebagai identitas kota muslim, maka Raden Fatah bersama para sunan membangun sebuah masjid besar di tengah kota.
Masjid besar itu saat ini dikenal sebagai Masjid Agung Demak.
Raden Fatah memimpin Kesultanan Demak dengan didampingi para sunan yang dikenal sebagai wali songo.
BACA JUGA:Jangan Coba-Coba, Ini Tempat di Dunia yang Tidak Boleh Dikunjungi
Runtuhnya Majapahit membuat semua wilayah bawahannya menjadi kerajaan-kerajaan yang mandiri.
Kesultanan Demak di masa awal tidak serta mewarisi wilayah Majapahit, dan hanya berkisar di beberapa wilayah di Jawa bagian tengah.
Yang menjadi wilayah kekuasaannya, pelan tapi pasti dengan dukungan pengaruh dari Wali Songo.
Beberapa wilayah pesisir bekas Majapahit bergabung dengan Demak. Sehingga jalur perdagangan pun berkembang semakin ramai di bawah kendali Kesultanan Demak.
BACA JUGA:Fakta-Fakta Menarik Mars, si Planet Merah
Raden Fatah lebih banyak bergerak dalam pengislaman di Jawa daripada perluasan kekuasaan dalam masa kekuasaannya.
Islam semakin menyebar tidak hanya di pesisir tetapi juga di pedalaman.
Demak dikenal sebagai sebuah kerajaan pandai yang lebih banyak berperan dalam penyebaran agama Islam.
Lalu pada tahun 1511, Kesultanan Malaka jatuh ke tangan Portugis.
BACA JUGA:Siap Berburu Harta Karun? Ini Daftar Sungai yang Mengandung Emas di Indonesia
Jatuhnya tanah Malaka membuat kerajaan-kerajaan di nusantara menyadari sebuah ancaman di depan mereka penjajahan oleh bangsa Eropa.
Kesultanan Demak pun tidak tinggal diam. Pada tahun 1513 Raden Patah mengutus putranya yang bernama Patiunus menyingkirkan Portugis dari Malaka.