Ada sekitar 100 kapal perang dengan 5000 prajurit berangkat menyerbu Portugis di Malaka.
Penyerangan Demak ke Malaka ini membuat Pati Unus mendapat julukan Pangeran Sabranglor atau pangeran yang menyeberangi Laut Utara Serangan.
BACA JUGA:Simak! Selain Kaya Manfaat, Nasi Putih Ternyata Punya Dampak Buruk Bagi Kesehatan
Demak yang dipimpin oleh Pati Unus tersebut gagal. Namun Demak tidak melakukan serangan lanjutan.
Kerajaan ini justru memilih untuk memperkuat pertahanan di sepanjang Pantai Utara agar Portugis tidak masuk ke Jawa.
Pada tahun 1518, Raden Fatah menutup usia dan Pati Unus naik tahta menggantikan ayahnya.
Akan tetapi sang pangeran yang menyeberangi laut utara itu juga tidak lama menduduki tahta.
BACA JUGA:Manfaat Buah Kulit Salak: Sumber Nutrisi dan Kesehatan yang Tersembunyi
Ditahun 1521, beliau meninggal dunia tanpa memiliki putra mahkota.
Tahta Kesultanan Demak kemudian dilanjutkan oleh Sultan trenggono, adik dari Pati Unus.
Dalam catatan sejarah, Sultan trenggono merupakan penguasa terbesar dalam sejarah Demak.
Demak berhasil menguasai Tuban yang merupakan kota pelabuhan tua yang sempat menjadi pendukung perdagangan zaman Majapahit.
Setelah Tuban Demak bergerak ke selatan tahun 1529 hingga 1530, Madiun berhasil dikuasai Demak.
Selanjutnya Demak berhasil menguasai Surabaya pada tahun 1530.
Pergerakan Demak ini ternyata mencemaskan sebuah kerajaan di sebelah barat mereka yaitu Padjajaran.