Kelahiran ini berlangsung berulang-ulang tidak berujung, lahir, menderita ,mati dan begitulah seterusnya. Hal inilah yang kemudian dikenal sebagai Samsara.
Meski begitu Sang Buddha adalah orang yang telah mengatasi penderitaan Samsara.Penderitaan umat manusia mampu diakhiri dengan mencapai Nirwana.
Dalam istilah lain, hal tersebut dikenal sebagai kebangkitan atau pencerahan. Karena telah mencapai Nirwana, maka ia tidak lagi tunduk pada Samsara dan siklus tak berujung.
BACA JUGA: Sering Minum Air Dingin, Ini Efek Buruk Bagi Kesehatan Tubuh
Kemudian jika kita merujuk pada catatan Buddha tradisional. Maka hal lain selanjutnya tentang pertanyaan mengenai keberadaan Buddha, yang utamanya dikenal sebagai tokoh sejarah.
Dalam perbincangan tersebut kita akan membicarakan tentang Sidharta Gautama. Dia adalah pendiri agama Buddha yang kemudian dikenal sebagai Buddha.
Di sisi lain, ada juga yang beranggapan bahwa ia hidup pada abad ke-5 sebelum masehi.
Namun pandangan yang berbeda datang dari para sejarawan, menurut beberapa sarjana Buddha lahir pada abad ke-6 sebelum masehi atau mungkin pada awal 624 sebelum masehi.
BACA JUGA: Pemprov Lampung Ajak ASN Berqurban Untuk Ringankan Beban Masyarakat
Selain itu para peneliti lain justru percaya Buddha lahir atau bahkan kemudian hidup hingga akhir 448 sebelum masehi.
Beberapa umat Buddha percaya bahwa Buddha Gautama hidup dari 563 sebelum masehi hingga 483 sebelum masehi.
Namun demikian hampir semua sarjana percaya, bahwasannya Sidharta Gautama lahir di Lumbini, Nepal.
Kemudian pada tahun 2013 lalu, para arkeolog yang bekerja di Lumbini berhasil menemukan bukti kuil pohon.
BACA JUGA: Pandangan Agama Buddha tentang Munculnya Tanda-Tanda Kiamat
Kuil itulah yang disebut telah mendahului kuil budaya lainnya, yang usianya diperkirakan sekitar 300 tahun.
Penemuan kuil pohon ini pun dipercaya telah memberikan bukti baru, bahwa Buddha mungkin lahir pada abad ke-6 sebelum masehi.