Nahasnya ia tewas dalam sebuah pertempuran dan meninggalkan dua orang putra.
Kedua putranya itu dikenal dengan Kebo Kanigoro dan Kebo Kenongo.
Namun Kebo Kenongo lah yang meneruskan kepemimpinan di Pengging, sedangkan Kebo Kanigoro memilih bertapa di Gunung Merapi.
Dan dalam kisahnya, Kebo Kanigoro dikisahkan meninggal dunia di sana karena terbakar kawah Merapi.
BACA JUGA: Merinding, Ini Ciri Kehadiran Makhluk tak Kasat Mata di Dekat Kita
Kebo Kenongo merupakan murid dari Syekh Siti Jenar, ulama yang dianggap Bid'ah oleh Demak.
Ia juga dikenal sebagai murid utama Syekh Siti Jenar dan telah berikrar dalam ikatan persaudaraan rohani.
Tapi karena dianggap Bid'ah, Syekh Jenar akhirnya dihukum mati. Sedangkan murid-muridnya dianggap sebagai ancaman oleh Demak.
Terlebih lagi Kebo Kenongo yang menguasai Pengging, ia bahkan turut dianggap akan mengganggu kekuasaan Demak.
BACA JUGA: Takut Galbay Pinjol di Shopee? Ini Cara Aman Mengatasinya
Demak beranggapan bahwa Pengging bekas Kabupaten, lagipula ia masih kerabat Sultan Demak.
Sehingga mungkin Ia berpikir menjadi raja, maka Kesultanan Demak di bawah Raden Patah memanggil Kebo Kenongo dua kali.
Panggilan itu disampaikan untuk menyatakan ketaatan dan pengabdian kepada Demak.
Namun Kebo Kenongo atau Ki Ageng Pengging menolak ke Demak. Berbeda dengan tiga saudara rohaninya, Ki Ageng Tingkir, Kyai Ageng Ngerang dan Ki Ageng Butuh.
BACA JUGA:Kilas Balik Sejarah Kerajaan Majapahit: Mulai dari Berdiri Kapan, Masa Kejayaan Hingga Keruntuhan
Ketiga saudara rohaninya itu sudah bersedia tunduk kepada Demak.