Dalam Heliosentris teori, Copernicus selaku pelopornya mengatakan bahwa matahari adalah alam semesta.
Matahari adalah benda langit yang seharusnya diyakini sebagai pusat beredarnya bumi dan planet-planet lain.
Pengertian alam semesta itu sendiri memang memiliki cakupan yang sangat luas.
Alam semesta mencakup tentang Mikrokosmos dan Makrokosmos.
BACA JUGA: Batu Bungur, Batu Akik Terbaik Indonesia yang Berasal Dari Lampung
Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil misalnya atom, elektron, sel, amoeba, dan sebagainya.
Sedangkan Makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar .
Adapun benda-benda di langit yang disebut sebagai Makrokosmos meliputi bintang, planet ataupun galaksi.
Teori pembentukan alam semesta memang tak luput dari teori pembentukan benda-benda di sekitarnya.
BACA JUGA: Deretan Penemuan Paling Aneh di Dunia
Setidaknya ada lima teori yang membahas tentang pembentukan alam semesta.
Teori pembentukan alam semesta yang sifatnya standar di antaranya adalah teori Big Bang.
Big Bang menjadi teori standar yang menjelaskan tentang pembentukan alam semesta.
Kemudian ada Steady State Theory atau teori keadaan tetap.
BACA JUGA: Selain Minyaknya, Inilah Manfaat Ikan Kod yang Jarang Diketahui Banyak Orang
Teori keadaan tetap ini merupakan teori alternatid dari teori Big Bang yang membahas tentang pembentukan alam semesta.