Kemudian teori serupa juga di kembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796.
BACA JUGA: 64 Nama Hari Kiamat yang Wajib Diketahui Umat Muslim
Teori yang dikemukakan oleh Pierre lebih dikenal dengan Nebula Kant-Laplace Theory.
Dalam teori nebula ini menyebutkan bahwa pada tahap awal tentang tata surya yang masih berupa kabut raksasa.
Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut sehingga disebut dengan Nebula.
Ada juga unsur gas pembentuknya yang sebagian besar merupakan Hidrogen.
BACA JUGA: Kisah Nabi Yunus, Pernah Merasa Putus Asa Hingga Ditelan Ikan Paus
Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu.
Kabut tersebut juga memiliki suhu yang kian memanas hingga akhirnya menjadi bintang raksasa atau matahari.
Matahari raksasa terus menerus menyusut dan berputar semakin cepat.
Peristiwa itu juga diiringi dengan terlemparnya cincin-cincin gas dan es ke sekeliling matahari.
BACA JUGA: 5 Rekomendasi Drama Korea Terbaru 2023
Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut mengalami pemadatan.
Kemudian seiring dengan penurunan suhunya, terbentuklah planet dan satelit.
Selanjutnya ada teori Planetesimal yang dicetuskan oleh Thomas Chamberlin dan juga oleh Seorang Astronom yang bernama Forest R. Moulton .
Keduanya menjelaskan bahwa tata surya terbentuk akibat bintang lain yang memiliki massa yang sama besar mendekati matahari.