Para pria itu awalnya tubuhnya akan dilumuri dengan lumpur serta debu kemudian akan diarak dengan cara berjalan keliling desa.
Para pria yang mengikuti tradisi itu juga diharuskan untuk mengelilingi sebuah pohon keramat yang dilakukan selama berjam-jam.
Saat itulah pemilihan itu dilakukan, pria dengan bentuk perut paling buncit atau gemuk yang akan terpilih.
BACA JUGA:Diduga Ugal-ugalan, Dua Angkot Bandar Lampung Tergelimpang Usai Tabrak Fortuner Yang Sedang Parkir
Dengan terpilihnya satu orang pria paling gemuk itu, maka tradisi itu akan akan segera berakhir.
Namun, sebelum tradisi itu benar-benar berakhir masih ada beberapa prosesi lagi untuk mengkahiri tradisi tahunan Suku Bodi tersebut.
Masyarakat Suku Bodi akan mengakhiri tradisi itu dengan menyembelih sapi yang disembelih menggunakan alat yang khusus.
Alat khusus tersebut merupakan terbuat dari batu yang sangat besar, Suku Bodi menyebutnya dengan batu suci.
Setelah dilakukan penyembelihan, barulah tetua adat akan memeriksa sapi tersebut sebagai bentuk ramalan apakah masa depan mereka bagus ataukah buruk.
Kembali pada tradisi pemilihan perut buncit tadi, bagi pria yang menjadi pemenang akan mendapatkan hadiah.
Dimana, pria yang menjadi pemenang akan mendapatkan sebuah penghargaan berupa penghormatan dan kebanggaan seumur hidup mereka.
Meskipun perut buncit yang dimiliki oleh pemenang tidak akan bertahan lama dan akan kembali normal seiring berjalannya waktu.
Namun, penghargaan yang telah diberikan itu akan tetap melekat pada diri pemenang tradisi tahunan tersebut.
Setelahnya tradisi itu akan kembali digelar pada waktu selanjutnya yang akan diperuntukkan bagi genearasi Suku Bodi berikutnya. (*)