Seiring berjalannya waktu, pergerakan pasir atau penggurunan tersebut semakin hari makin meluas ke seluruh bangunan kota tersebut.
Hingga akhirnya sesuatu yang tak terelakkan terjadi hingga pasir-pasir tersebut menutup dan meratakan kota.
Dari seluruh masyarakat yang menghuni kota tersebut, hanya ada beberapa ribu orang saja kemudian tetap bertahan menetap.
Orang-orang yang bertahan itu kemudian membangun sebuah tempat tinggal yang terbuat dari batu sebagai tempat tinggal.
BACA JUGA:14 Kampus Indonesia Terbaik di Dunia Versi QS WUR 2024
Sementara bagian atas bangunan ditutupi dengan bahan yang dibuat dari pohon palem yang digunakan sebagai atap.
Bicara soal bangunan, terdapat satu bangunan yang cukup menonjol di kota Syinqith atau Chinguetti ini.
Yaitu sebuah bangunan tempat ibadah atau masjid yang dinamakan dengan Masjid Jami’ Chinguetti dengan menaranya yang memiliki bentuk persegi.
Sebagai informasi, Masjid Jami’ Chinguetti yang berada di dalam kota tersebut dibangun sekitar abad ke -13.
BACA JUGA:Sering Rasakan 6 Hal Ini? Bisa Jadi Kamu Adalah Penderita Darah Tinggi
Masjid yang menjadi bangunan utama kota Syinqith itu dipercaya sebagai masjid yang menepati urutan kedua sebagai masjid tertua.
Meski begitu, masjid yang kini hampir tenggelam oleh pasir itu masih terus digunakan sebagai tempat ibadah bagi penduduk local maupun wisatawan muslim dari berbagai negara di dunia.
Dikatakan bahwa, tokoh agama dari berbagai negara yang ada di dunia ini sangat menghormati kota Syinqith tersebut.
Kehormatan itu dikarenakan kota Syinqith memiliki suatu tata cara pembelajaran yang sangat hebat sehingga banyak memiliki orang-orang dengan keilmuan yang luar biasa.
BACA JUGA:Spesifikasi Laptop 2 in 1 Acer Spin 3 Active SP313, Layar Lebih Detail dan Tajam
Bahkan, banyak ulama-ulama hebat yang lahir dari Kota Syinqith terlebih ulama yang memiiki keilmuan khusus Al-Quran.