Dikisahkan bahwa bagi keluarga yang yang memiliki anak berusia 7 tahun yang belum menghafal Al-Quran akan dianggap sebagai aib.
Sebab, orang tua penduduk kota tersebut akan merasa malu jika anak mereka masih belum menghafal Al-Quran akan dianggap gagal dalam mendidik anak.
Disamping itu, terdapat kisah yang dianggap unik tentang cara orang tua penduduk Kota Syinqith dalam memberikan kasih sayang serta perhatian sejak dalam kandungan.
BACA JUGA:Nah...Benarkan, Anggota DPRD Tanggamus Kembalikan Uang Negara, Ini Sikap Kejati Lampung
Dimana, bagi seorang ibu yang tengah hamil tidak akan menyia-nyiakan waktu dengna menggunakannya untuk tidur.
Kaum prempuan Kota Syinqith yang sedang mengandung akan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
Diantaranya yakni dengan terus mengulang-ulang hafalan Al-Quran yang ada di kepalanya sehingga dirinya lelah
Hal menakjubkan lainnya ditunjukkan penduduk Kota Syinqith manakala sang bayi telah dilahirkan, keluarga tersebut akan melantunkan hafalan Al-Quran secara bersama-sama.
BACA JUGA:Sambangi Lampura, KPK Warning Pejabat Korupsi
Pada masa emasnya, Kota Syinqith mempunyai hingga 24 perpustakaan yang berisi ribuan manuskrip yang ditulis dengan Bahasa Arab.
Buku-buku itu diantaranya adalah buku teologi hukum, naskah syair, filsafat serta banyak buku keilmuan lainnya.
Masa kejayaan yang dialami Kota Syinqith itu dikatakan berkisar antara abad ke-11 hingga pada abad ke-13.
Namun, seiring berjalannya waktu hanya tinggal sekitar 5 perpustakaan saja yang hingga saat ini masih buka.
Itupun hanya menyisakan sekitar 1.300 naskah atau buku yang ke semuanya disebutkan berisi dalam Bahasa Arab.
Pengurangan ke semua perpustakaan itu diakibatkan karena adanya peralihan keadaan cuaca yang sangat tidak menguntungkan bagi sebuah daerah.
Untuk diketahui, wilayah Kota Syinqith atau Chinguetti di Gurun Sahara adalah sebuah rute yang dilalui oleh para pedagang arab maupun afrika.