RADARLAMPUNG.CO.ID– Gajah mati meninggalkan gading, Harimau mati meninggalkan belang.
Pepatah ini juga berlaku pada manusia. Manusia mati meninggalkan nama. Artinya, seorang manusia setelah tiada akan diingat jasa atau kesalahannya.
Demikian pula dengan Radin Inten II. Masyarakat Lampung tentu sudah mengenal nama ini. Radin Inten II merupakan seorang pejuang kemerdekaan yang namanya kini diabadikan sebagai nama Bandara di Provinsi Lampung.
Meski namanya begitu mahsyur, namun mungkin hanya sedikit orang yang mengetahui sejarah hidupnya.
Berdasarkan penelusuran, pria yang lahir 1 Januari 1834 ini terhitung masih keturunan Fatahillah atau lebih dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati.
Sunan Gunung Jati yang berasal dari Banten mempersunting Putri Sinar Alam yang berasal dari Keratuan Pugung.
Dari perkawinan itu, lahirlah Ratu Darah Putih. Putra Fatahillah yang bergelar Minak Kejala Ratu ini lantas menikah dengan putri Sultan Aceh Tun Panatih.
Dari silsilah ini kemudian lahir Radin Inten I. Ia memiliki putra sulung bernama Radin Imba II.
Nah, Radin Inten II ini merupakan putra tunggal dari Radin Imba II. Artinya, Radin Inten II merupakan cucu dari Radin Intin I.
Saat Radin Inten II lahir, ayahnya Raden Imba II ditangkap oleh Belanda karena memimpin perlawanan bersenjata menentang kehadiran penjajah yang ingin menjajah Lampung. Ia lalu diasingkan ke timur.
Saat itu, istrinya yang bernama Ratu Mas sedang hamil tua. Karena kondisinya tidak memungkinkan, Ratu Mas tidak ikut dibawa ke pengasingan.
Jalannya pemerintahan kemudian diambil alih Dewan Perwalian yang dikontrol oleh Belanda.