Ketika rancangan tersebut diajukan anggaran yang dibutuhkan terlalu besar dan tidak bisa dibiayai oleh anggaran negara.
Frederich ini biayanya besar sekali bagaimana jika ukuran Monas diperkecil saya usulkan lebih baik menunda pembangunannya sampai dana tersedia
BACA JUGA:Update Tarif Tol Terbaru 2023 Ruas Trans Sumatera Mulai dari Lampung Sampai Aceh
Jika ukurannya kecil nanti tidak bagus hasilnya baiklah akhirnya setelah menunggu lebih dari satu tahun pada tanggal 17 Agustus 1945.
Monas dibangun diatas lahan seluas 80 hektar dengan diarsiteki oleh frederich Silaban dan Raden Mas telah memakan waktu selama beberapa tahun akhirnya pembangunan Monas sudah selesai dan pada tanggal 12 Juli 1975.
Dalam pengerjaannya, Monas ini dibangun secara bertahap hingga 15 tahun lamanya. Tahap pertama ditahun 1961 ditandai dengan memasang 360 pasak bumi untuk pondasi dan pembuatan dinding museum serta obelisk.
Tahap kedua dilakukan pada 1966 sampai 1968, dan tahap ketiga mulai 1969 sampai 1976 dengan menambahkan diaroma pada museum sejarah.
BACA JUGA:Mau Buka Rekening Investasi Mandiri Sekuritas Tanpa NPWP? Ini Solusinya
Akhirnya, Monas Berdiri tegak terdiri atas 119,7 meter obelisk diatas landasan persegi setinggi 17 meter dengan pelataran yang dilapisi marmer Italia ini secara resmi dibuka pada 12 Juli 1975.
Dari data yang dihimpun, emas yang ada di Puncak Monas, yakni berasal dari Desa Lebong Tandai, Bengkulu.
Sayangnya, dikabarkan desa Lebong Tandai, Bengkulu merupakan salah satu desa yang terisolir.
Dan ternyata, emas di tugu Monas ini merupakan sumbangan dari Pengusaha Asal Aceh yakni Teuku Markam.
Adapun emas tersebut diambil dari tambang yang disebut kacamata, karena pintu masuk tambang berupa dua lubang di tebing yang berdekatan.
Desa Lebong tandai ini pada masa penjajahan Belanda, merupakan lokasi yang dipenuhi Emas. Aktivitas pertambangan di daerah itu dimulai sejak 1890 oleh Perusahaan Mijnbouw Maatschappij Redjang Lebong dan Mijnbouw Maatschappij Simau.
Kedua perusahaan itu merupakan penyumbang besar eksplor emas perak Hindia Belanda dengan produksi ratusan ton emas dan perak selama 1896 sampai 1941.