Implementasi Inovasi Kesehatan Tanaman Agroforestri-Kopi Berbasis Regenerative-Resilient oleh Petani Kopi di Wilayah Pengembangan Pedesaan PT Nestle Indonesia
RADARLAMPUNG.CO.ID-Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di Provinsi Lampung.
Namun, hingga saat ini budidaya tanaman kopi pada wilayah tersebut belum memberikan hasil yang optimal.
Kondisi tersebut dikarenakan produktivitasnya masih tergolong rendah yang hanya mencapai 0, 77 ton per hektare. Bahkan trendnya semakin menurun.
Tingkat produktivitas tergolong rendah salah satunya berkaitan dengan permasalahan tingkat kesehatan tanaman agroforestri-kopi.
BACA JUGA:Jangan Dianggap Sepele! Ini Penyebab Pengajuan Pinjaman KUR Bank Mandiri Ditolak
Menyikapi permasalahan itu, civitas akademika Universitas Lampung atau Unila berkolaborasi dengan CV. Safari Agro Lestari (SAL).
Kolaborasi itu tertuang dalam program Matching Fund Kedaireka 2023 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program Matching Fund Kedaireka.
Program tersebut bertema Implementasi Inovasi Kesehatan Tanaman Agroforestri-Kopi Berbasis Regenerative-Resilient oleh petani kopi di wilayah pengembangan pedesaan PT. Nestle Indonesia, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.
BACA JUGA:Mudah dan Praktis, Ini Dua Cara Membayar Tagihan Cicilan GoPay Pinjam
Program ini menghadirkan empat inovasi menarik, yakni :
1.Teknik Site Clon Matching
Memanfaatkan klon lokal unggul dan klon nasional (Korola 1, 2, 3, dan 4) untuk mengatasi masalah kegagalan panen dengan menyesuaikan jenis klon yang cocok dengan kondisi lahan.
2. Diversifikasi Tanaman
Menerapkan pola tanam agroforestri-kopi sebagai contoh bagi petani-kopi untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.