Kegiatan ini dilakukan untuk menambah wawasan petani-kopi dalam pemilihan jenis entress unggul yang cocok digunakan untuk lahan milik petani yang sesuai dengan kondisi lahan masing-masing petani-kopi) dan dapat menentukan entress++ untuk dibudidayakan.
Pada aktivitas ini para petani-kopi memperoleh 375 bahan entress ++.
BACA JUGA:Daftar Lengkap Formasi CPNS Kemenag 2023 untuk 68 Dosen di 57 PTKN
3. Pendampingan Adaptasi Berkebun Kopi dalam Cuaca Ekstrem
Memberikan bimbingan kepada petani-kopi untuk mengadaptasi praktik berkebun yang sesuai dengan kondisi cuaca ekstrem.
Aktivitas kegiatan ini dilakukan di empat lokasi, yaitu lokasi 1 (Dusun 1) tanggal 21-22 Agustus 2023, lokasi 2 (Dusun 3) tanggal 23-24 Agustus 2023, lokasi 3 (Dusun Mulyosari) tanggal 28-29 Agustus 2023, dan lokasi 4 (Dusun Sidorejo) tanggal 30-31 Agustus 2023.
Kegiatan ini dilakukan dan didampingi oleh Prof. Dr. Ir. Rusdi Evizal, M.S.; dan Prof. Dr. Ir. Slamet Budi Yuwono, M.S terhadap para peserta petani-kopi.
BACA JUGA:Fee-Based Income BRI Capai Double Digit
Hasil yang diperoleh dari aktivitas kegiatan ini adalah petani-kopi mengetahui dan mulai menyadari dalam penggunaan pupuk kimia yang diimbangi pupuk organik.
Selain itu, petani-kopi mulai menerima pupuk phonska dan pupuk kompos sebagai alternatif dalam menghadapi cuaca ekstrim.
Pada akhir kegiatan aktivitas ini, petani-kopi memperoleh pupuk phonsak sebanyak 12 karung dan pupuk organik sebanyak delapan karung yang dapat diaplikasikan pada lahan masing-masing.
BACA JUGA:Kenali! Ini Perbedaan Antara PPPK Umum dan Khusus Pada Seleksi CASN 2023
4. Pelatihan Diversifikasi Tanaman dan Pengaturan Pola Tanam
Mengajarkan petani-kopi cara mendiversifikasi tanaman dan menerapkan pola tanam yang sesuai dengan kondisi lahan mereka.
Aktivitas kegiatan ini dilaksanakan pada 13-15 September 2023 di empat lokasi pada dua pekon. Yakni Pekon Talang Jawa lokasi 1 (Dusun 1) dan lokasi 2 (Dusun 2)) dan Pekon Ngarip (Lokasi 3 (Dusun Mulyosari) dan Lokasi 4 (Dusun Sidorejo).
Pendampingan adaptasi berkebun kopi dalam cuaca ekstrem --dok Universitas Lampung