Tak hanya itu, sumber ini juga meminta agar ke depan gaji mereka dapat dibayarkan dengan normal kembali seperti sebelumnya.
Tak cukup sampai di situ, tim Radarlampung.co.id kembali melanjutkan penelusuran ke desa lain secara acak.
Di tempat yang sengaja tak disebutkan nama desanya tersebut, permasalahan tunggakan gaji itu juga sampai memberi tekanan batin ke sebagian pegawai.
BACA JUGA:3 Materi SKD yang Bisa Dipelajari Peserta Agar Lolos Seleksi CPNS 2024
Ya! Sebut saja Bunga (nama samaran) yang harus berkali-kali menghadapi penagih leasing yang belakangan kerap mendatangi rumahnya.
"Kadang sampe nggak saya bukain pintu kalau ada yang dateng ke rumah," katanya.
Itu bukan karena dirinya hendak menghindari pembayaran cicilan motornya, melainkan karena memang tidak memiliki uang untuk dibayarkan.
Sementara motor tersebut merupakan motor yang tiap hari ia gunakan untuk berangkat ke kantor desa. Tak jarang juga dipakai untuk kepentingan desa.
"Lagian saya harus bayar pake apa coba," keluhnya.
Nasib yang hampir serupa dialami oleh pegawai lain. Yang karena pinjaman bank, membuat gajinya harus ludes terpotong cicilan.
Itu dirasakannya pada bulan Februari 2024, di mana gaji pembayaran bulan November 2023 sudah otomatis terpotong untuk cicilan.
"Kita kan pinjem ke Bank Lampung, diketahui oleh kades. Nah itu setiap bulan otomatis terpotong. Perbulannya Rp 1,2 juta," ungkapnya.
Itu yang oleh sumber ini dirasakan hampir selama 1 tahun ke belakang.
Menurut pengakuan sumber ini, mereka menerima siltap sebesar Rp 2.050.000 per bulannya.
Gaji mereka sepenuhnya di sana semua, tanpa ada instensif maupun tukin tambahan lainnya.
"Kami kan bukan PNS, cuma seragamnya aja yang sama. Gaji kami ya cuma segitu," terangnya.