RADARLAMPUNG.CO.ID - Permintaan akan beras yang terus meningkat perlu diimbangi dengan peningkatan produksi padi. Produktivitas padi mengalami peningkatan, namun luasan areal panen mengalami penurunan.
Sehingga, untuk menjaga ketahanan pangan perlu dilakukan peningkatkan produksi dengan inovasi teknologi dan mengurangi tingkat konsumsi beras.
Inovasi teknologi produksi tanaman harus terus dikembangkan guna memastikan ketersediaan pangan secara berkelanjutan.
Sistem pertanian vertikal merupakan salah satu inovasi yang dikembangkan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan sawah yang semakin berkurang.
BACA JUGA:BPIP Beri Klarifikasi Soal Paskibraka dan Jilbab
Penerapan sistem budidaya padi multi kanopi (MCRC) merupakan salah satu inovasi untuk meningkatkan produksi.
Pemanfaatan ruang tumbuh secara vertikal adalah salah satu pendekatan yang dapat dikembangkan pada tanaman padi. Pertanian vertikal telah berhasil diterapkan pada komoditas hortikultura melalui sistem vertikultur.
Sistem MCRC dirancang dengan pendekatan penanaman padi menggunakan genotipe yang memiliki karakter tinggi tanaman berbeda, menggunakan genotipe pendek dan tinggi pada penanaman yang sama. Pembentukan malai dan kanopi dari genotipe pendek dan tinggi yang saling stratifikasi membentuk malai multi-kanopi yang dapat memanfaatkan ruang panen secara vertical.
Dosen Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan Politeknik Negeri Lampung yang terdiri dari Ketua Dr Dulbari,SP.,MSi., serta anggota riset Dr Ir Ni Siluh Putu Nuryanti,MP., dan Subarjo, SP.,MTrP yang melakukan riset terapan Teknologi Produksi Padi Dengan Sistem Budidaya Multi Kanopi (Mcrc) Dari Potensi Genotipe Segregan.
BACA JUGA:PDIP Umumkan Nama Cakada Pilkada 2024, Tapi...
Penelitian tersebut dilakukan di Lahan Teaching Farm Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan, Politeknik Negeri Lampung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode budidaya MCRC menghasilkan bobot gabah 27.67% lebih tinggi dari mono genotipe pendek (GS) dan 7.53 persen dari mono genotipe tinggi (GL). (*)