RADARLAMPUNG.CO.ID - Abdul Basit Dihqan, seorang lulusan Magister Ilmu Hukum dari Fakultas Universitas Lampung (Unila) asal Afghanistan menunjukkan bagaimana ketekunan, komitmen, dan keberanian bisa mengubah tantangan menjadi peluang.
Abdul Basit Dihqan, seorang lulusan Magister Ilmu Hukum dari Fakultas Universitas Lampung (Unila) yang mengikuti prosesi wisuda periode II Tahun Akademik 2024/2025 pada Sabtu, 16 November 2024.
BACA JUGA:Terkait Keberlanjutan MBKM, Ini Tanggapan Rektor Unila
BACA JUGA:Rektor Unila Dorong Program Studi Berprestasi Tingkat Dunia
Kisah Abdul Basit Dihqan bukan hanya inspirasi bagi para mahasiswa internasional, tetapi juga bukti dedikasi dan semangat untuk belajar bisa membuka pintu perubahan, baik bagi individu maupun komunitas yang lebih luas.
Lahir dan besar di Afghanistan, sebuah negara yang lama berjuang dengan konflik dan ketidakstabilan, Dihqan tumbuh dengan tekad untuk berkontribusi positif dalam membangun negaranya melalui jalur hukum dan advokasi.
Sebagai lulusan Sarjana Hukum (LL.B.) dari Universitas Kabul pada tahun 2018, Dihqan melangkah ke dunia profesional dengan bekerja sebagai konsultan hukum selama lima tahun.
Dalam peran ini, Dihqan membantu lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah (NGO), serta sektor swasta, mengumpulkan wawasan yang luas tentang tantangan hukum dan sosial yang dihadapi masyarakat Afghanistan.
"Pengalaman ini memperkuat keyakinan saya pendidikan dan reformasi hukum adalah kunci untuk menciptakan perdamaian dan keadilan di negara-negara yang dilanda konflik," ungkapnya.
Keinginan Dihqan untuk meningkatkan kapasitasnya membawa dirinya ke Unila, di mana ia mengejar gelar magister hukum. Meski menghadapi tantangan adaptasi budaya, bahasa baru, dan sistem akademik yang berbeda, Dihqan menjalani dengan semangat tinggi.
"Saya menghadapi banyak tantangan di awal studi, mulai dari beradaptasi dengan lingkungan geografis dan budaya, hingga mengelola beban studi yang berat. Namun, dengan membangun jaringan pertemanan dan dukungan mentor, serta berpartisipasi dalam kursus bahasa dan kegiatan budaya, saya berhasil melewatinya,"ucapnya.
Pengalaman akademis di Unila memberi Dihqan kesempatan untuk mendalami studi perbandingan hukum, khususnya antara sistem hukum Afghanistan dan Indonesia.
Fokus penelitiannya pada sistem parlementer kedua negara memberinya wawasan kritis tentang bagaimana hukum dapat diformulasikan untuk meningkatkan tata kelola dan demokrasi.
Selain itu, Dihqan memanfaatkan waktu kuliahnya dengan terlibat aktif dalam seminar, diskusi kelas, dan penelitian bersama dosen, memperdalam pemahaman teori serta aplikasi praktis dari konsep hukum yang kompleks.
Selain sisi akademis, Dihqan menjadikan pembelajaran budaya sebagai salah satu pilar penting dalam pengalamannya di Indonesia. Berpartisipasi dalam kursus bahasa, acara pertukaran budaya, dan program AIESEC memperkaya apresiasinya terhadap tradisi lokal.