Terus Merugi, Petani Singkong di Lampung Kini Sudah Putus Asa

Kamis 19-06-2025,20:10 WIB
Editor : Alam Islam
Terus Merugi, Petani Singkong di Lampung Kini Sudah Putus Asa

BACA JUGA:Harga Singkong di Mesuji Turun, Senyum Petani makin Redup

Jika harus menunggu, maka membutuhkan biaya tambahan untuk sopir. 

Besarannya bisa mencapai Rp350 ribu per 1 truk. Maka pendapatan bersih yang diterima petani sudah di bawah Rp515 perkilo. 

Dan sopirpun enggan menunggu dalam waktu lama karena mereka juga akan rugi jumlah rate angkutan. 

Jadi dengan skema harga dan rafaksi terbaik saja, petani sudah merugi. 

BACA JUGA:Promo Home Care Alfamart Edisi Pewangi Favorit Keluarga, Pakaian Dijamin Harum Sepanjang Hari! Cek Katalognya

BACA JUGA:Promo Home Care Alfamart Khusus Deterjen Murah, Cek Produk Diskon Hingga 47 Persen

Bayangkan kalau pabrikan menerapkan rafaksi di atas 35 persen. 

Maka petani singkong kian menjerit. Menangis tanpa lagi bisa mengeluarkan air mata. 

Itulah akhirnya petani lebih memilih menjual ke lapak-lapak saja. Harga lapak antara Rp950-Rp1.050 per kilogram dengan rafaksi rata rata 33-37 persen. 

Meskipun hanya menerima Rp700 dipotong upah cabut dan angkut Rp210 maka yang diterima bersih hanya Rp 490/500 per kilogram. Terpaksa karena menghindari resiko yang lebih besar lagi. 

BACA JUGA:Promo Alfamart Hari Ini, Diskon Hingga 40 Persen Kategori Produk Health Care Fair

BACA JUGA:Snack Fair 33 Persen! Cek Produk Promo Alfamart Hari Ini Untuk Borong Cemilan Murah Favorit

Karena dalam pikiran petani menjual ke lapak dan pabrik hasilnya sama saja.  Toh mereka pun tetap menerima bersih perkilo di bawah Rp500. 

Menurut hasil investigasi Radar Lampung Group, anjloknya harga singkong ini tidak akan merugikan pelapak. 

Kalaupun ada pelapak yang mati itu lebih disebabkan karena mereka bukan termasuk pelapak yang memiliki hubungan baik dan kerjasama dengan pabrik. 

Kategori :