RADARLAMPUNG.CO.ID – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung angkat bicara terkait perkelahian antarsiswa di kelas SMPN 12 Krui pada Senin, 29 September 2025, yang menyebabkan satu pelajar meninggal dunia.
Kepala Disdikbud Lampung, Thomas Amirico, menyampaikan keprihatinan mendalam dan menegaskan bahwa kejadian ini harus menjadi evaluasi serius bagi semua pihak, terutama pengelola sekolah SMP yang berada di bawah kewenangan kabupaten/kota.
“Guru, kepala sekolah, dan seluruh unsur di sekolah harus lebih memperhatikan siswanya saat jam pelajaran dan di area sekolah. Untuk jenjang SMP sederajat memang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota. Namun ini tetap merupakan tugas kita bersama,” ujar Thomas saat dihubungi Radarlampung.co.id, Senin, 29 September 2025.
Thomas menekankan bahwa pengawasan bukan hanya soal fisik, tetapi juga pembinaan karakter dan perilaku siswa.
BACA JUGA:Tragis! Siswa SMP di Pesisir Barat Lampung Tewas Usai Berkelahi di Kelas
Menurutnya, pendidikan etiket dan pengendalian emosi harus menjadi bagian dari budaya sekolah.
“Agar kejadian serupa tidak terulang, artinya etiket, karakter, dan perilaku ini yang mesti sama-sama kita benahi. Siswa harus diajarkan saling menghargai, saling toleransi, tidak boleh cepat baper, dan mampu menyelesaikan masalah tanpa kekerasan,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa harmonisasi di lingkungan sekolah bisa terwujud jika seluruh pihak—guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan pemerintah daerah—membangun komunikasi dan pengawasan yang konsisten.
Terkait upaya pencegahan agar peristiwa serupa tidak terulang, Thomas menyoroti pentingnya penanaman karakter dan etika sejak dini.
“Artinya etiket, karakter, perilaku ini yang mesti sama-sama kita coba benahi supaya saling menghargai, saling toleransi. Tidak boleh cepat baper dan lainnya, sehingga harmonisasi di sekolah bisa terjadi,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa penanganan persoalan disiplin dan perilaku siswa bukan hanya tanggung jawab individu pendidik.
Menurut Thomas, hal ini memerlukan kolaborasi seluruh elemen sekolah, orang tua, dan pemerintah daerah.
Thomas berharap pihak sekolah segera melakukan pembinaan internal serta memastikan lingkungan belajar yang aman, kondusif, dan bebas dari kekerasan.
BACA JUGA:NotebookLM Google, Solusi Buat yang Malas Nonton Video Panjang di YouTube
Ia juga mengimbau agar kasus tersebut menjadi pelajaran bersama untuk memperkuat sistem pengawasan.
“Ini momentum pembenahan. Kami dorong kabupaten/kota memperketat pengawasan dan pembinaan karakter siswa. Jangan sampai ada lagi nyawa yang melayang hanya karena konflik sepele,” imbuhnya.
Disdikbud Lampung juga mengimbau sekolah-sekolah di seluruh daerah untuk memperkuat peran guru BK, meningkatkan deteksi dini konflik siswa, serta memperkuat pendidikan moral dan toleransi di lingkungan sekolah.