Iklan Bos Aca Header Detail

Ini Dia, Mahasiswa UTI Pehobi Aeromodeling

Ini Dia, Mahasiswa UTI Pehobi Aeromodeling

FOTO HUMAS UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA--

BANDAR LAMPUNG, RADARLAMPUNG.CO.ID - Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) angkatan 2020, Firman Fahrudin berhasil menciptakan pesawat TRC (remote control) dengan ukuran jumbo, 350 x 300 cm.

Pesawat remote control merupakan pesawat yang memiliki skala 1:100 dari pesawat aslinya. Pesawat model atau disebut dengan Aeromodeling.

Aeromodeling merupakan pesawat yang umumnya di kendalikan dengan remote control gelombang radio oleh pilot darat.

Pesawat jenis ini sering dimanfaatkan oleh pelajar maupun perusahaan dengan tujuan tertentu. Pesawat RC juga banyak dimanfaatkan karena biaya pembuatanya relatif rendah serta tidak memberikan risiko kepada pilot ketika terjadi kesalahan desain atau pengembangan.

BACA JUGA: Berat-berat, Emak-emak Mengeluh Harga Daging Naik Jelang Idul Adha

Pesawat Aeromodeling ini secara umum dapat dibagi menjadi beberapa katagori, yaitu glider, park flyer, trainner, aerobatik dan jet. 

Setiap katagori memiliki karakteristik terbang yang berbeda-beda. Misalkan glider, didesain untuk terbang stabil, serta mampu gliding (meluncur) ketika mesin dimatikan, namun relatif lambat.

Sedangkan aerobatik dapat bermanuver dengan sangat lincah serta kecepatan tinggi. Namun tidak stabil dan tidak dapat gliding ketika mesin dimatikan. 

Menurut Firman, model pesawat buatannya menggunakan bahan sterofom dan tambahan multiplek. 

BACA JUGA: SK 1.166 P3K Bandar Lampung Menantikan Tandatangan Wali Kota

Untuk daya suplai elektroniknya menggunakan baterai dengan daya dorong menggunakan motor brushless di kedua sayap.

"Saat ini, pesawat Aeromodeling banyak digunakan untuk pemotretan udara, monitoring pemetaan, bahkan di bidang militer yang saat ini sedang menjadi isu hangat di berbagai negara,” sebut Firman Fahrudin.

Firman Fahrudin, mahasiswa angkatan 2020 ini menuturkan, penggunaannya yang luas tentu diiringi dengan kemajuan dan perkembangan sistem kendali otomatis pada pesawat.

Karena itu, pilot hanya perlu menginput data posisi, di mana pesawat harus terbang dan akan terbang mengikuti jalur tanpa harus dikendalikan secara langsung. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: