Kasus Bullying di SD Tunas Mekar Indonesia Bandar Lampung Berakhir Damai, Tapi

Kasus Bullying di SD Tunas Mekar Indonesia Bandar Lampung Berakhir Damai, Tapi

Kasus bullying di SD Tunas Mekar Indonesia Bandar Lampung berakhir damai. FOTO MELIDA ROHLITA/RADARLAMPUNG.CO.ID --

BANDAR LAMPUNG, RADARLAMPUNG.CO.ID - Yayasan Tunas Mekar Indonesia (TMI) meminta maaf terkait dugaan bullying yang dialami IG alias A, siswa kelas IV di SD Tunas Mekar Indonesia Bandar Lampung. 

Yayasan Tunas Mekar Indonesia juga tidak membantah adanya peristiwa bullying yang dilakukan BM kepada IG, siswa SD Tunas Mekar Indonesia Bandar Lampung.  

”Memang dalam hal ini ada kejadian kurang nyaman yang menimpa salah satu anak. Kami sudah meminta maaf kepada orang tua dan terjadi kesepakatan. Kita sudah saling memaafkan,” kata Ketua Yayasan Henni Zalra, Kamis 4 Agustus 2022.

”Semoga sekolah TMI akan menjadi lebih baik lagi, dan kami juga akan berbenah diri memperbaiki semuanya agar semua anak yang bersekolah di TMI dengan nyaman. Karena fokus kami kenyamanan anak," imbuh Henni Zalra. 

BACA JUGA: Setelah ACT, 176 Lembaga Dibidik Karena Diduga Salahgunakan Donasi

Sementara orang tua A, Edy Firdiansyah menyatakan, pihak yayasan dan sekolah telah meminta maaf secara langsung kepada dirinya.

"Kami dipanggil hari ini dalam rangka menerima permintaan maaf TMI secara langsung atas apa yang telah terjadi. Kami selaku orang tua sudah memaafkan TMI dan mudah-mudahan ini menjadi pelajaran," kata Edy.

Meski sudah menerima permintaan maaf Tunas Mekar Indonesia Bandar Lampung, Edy mengatakan anaknya lebih memilih keluar. 

"Untuk kebaikan bersama, anak saya memilih untuk bersekolah di tempat yang lain," ucapnya. 

BACA JUGA: Tidak Kuat Menanjak, Truk Bermuatan Makanan Ringan Mundur dan Menabrak Motor

Sementara, Kepala SD Tunas Mekar Indonesia Bandar Lampung Sumami mengatakan, beberapa pendekatan akan dikedepankan sebagai salah satu bahan evaluasi agar tidak terjadi lagi bullying di sekolah tersebut. 

"Satu kelas itu ada dua guru, tinggal meningkatkan pendekatannya. Di bulan Juli ini adalah proses adaptasi terhadap anak dan guru baru. Sebagian teman ada yang pindah. Guru baru, wali kelas baru. Sehingga mungkin si A belum nyaman dengan guru baru, sebut Sumami. 

Dilanjutkan, pihaknya bakal melakukan pembinaan secara perlahan kepada anak yang diduga melalukan perundungan. Ini mencegah hal serupa terulang. 

"Biasanya kita ada pembinaan dan konseling. Kejadian seperti mencemooh atau verbal menjadi hal yang sangat konsen bagi saya,” tegasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: