Dugaan Investasi Bodong Robot Trading, Polda Lampung Tetapkan 6 Tersangka

Dugaan Investasi Bodong Robot Trading, Polda Lampung Tetapkan 6 Tersangka

FOTO SYAIFUL MAHRUM - Dua Jeep Willys yang terparkir di parkiran Ditreskrim Polda Lampung menjadi barang bukti (BB) kasus dugaan investasi bodong.--

BANDAR LAMPUNG, RADARLAMPUNG.CO.ID - Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Lampung menetapkan enam tersangka kasus dugaan investasi bodong Robot Trading. Kasus ini terungkap lewat patroli cyber.

Dirkrimsus Polda Lampung Kombespol Arie Rachman Nafarin menyatakan pengungkapan kasus ini lewat patroli cyber. "Nggak ada laporan. Tapi lewat patroli cyber. Sudah enam orang yang ditetapkan sebagai tersangka," katanya.

Enam orang yang ditetapkan sebagai tersangka, kata Arie, yakni DKW selaku pendiri PT Nestro Saka Wardhana.

"Kemudian HS selaku Dirut, DK selaku direktur keuangan, RRS selaku direktur teknis, AS selaku direktur operasional, dan IS selaku pengurus di luar struktur PT Nestro Saka Wardhana," ujarnya.

BACA JUGA:34 Orang Diamankan Terkait OTT Bupati Pemalang, Barang Bukti Uang Pecahan Jadi Barang Bukti

Korban dugaan investasi bodong ini, kata Arie, cukup banyak. "Banyak yang jadi korban. Mulai dari petani hingga pejabat. Miliaran uang yang masuk," ungkapnya.

Ditanya apakah ada kemungkinan uang para korban kembali, Arie pesimistis.

"Nggak mungkin bisa balik lagi uang yang sudah diinvestasikan. Taroklah investasi Rp100 juta, apa udah ada uang yang kembali dari profit yang diperoleh sebelumnya. Kalaupun ada kemungkinan tidak banyak," katanya.

Salah satu warga Kota Metro yang enggan namanya disebutkan menyatakan sebenarnya sudah lama investasi ini di Kota Metro.

BACA JUGA:BERBAHAYA

"Kalau nggak salah 2020. Tapi belum banyak yang ikut. Nah, pada 2021 mulai banyak yang ikutan. Awalnya lancar, dapat profit dari investasi 15-18 persen. Profit itu langsung masuk ke rekening," katanya.

Namun akhir-akhir ini, kata dia, mulai macet.

"Profit nggak masuk-masuk rekening. Tapi ada yang sudah masuk bukan atas nama investasi sebelumnya. Namun perorangan. Kayak ditalangi dahulu. Nah, di sini mulai ramai. Tak ada yang melapor karena masih berharap uang yang diinvestasikan kembali," ujarnya yang mengaku saudaranya juga banyak yang ikutan investasi.

Tergiurnya warga ikut investasi, kata dia lagi, awalnya lancar dan pasti dapat profit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: