Resah Pembajakan Merek, The Nu Episode Usung Ikon Pop Art di Bukan Fashion Week

Resah Pembajakan Merek, The Nu Episode Usung Ikon Pop Art di Bukan Fashion Week

FOTO DOK. THE NU EPISODE - Brand pakaian The Nu Episode ketika tampil di runway Bukan Fashion Week di playground Taman Gajah, Bandar Lampung.--

BANDARLAMPUNG, RADARLAMPUNG.CO.ID – Fenomena Citayam Fashion Week menjalar ke seluruh negeri. Fashion jalanan para remaja Citayam dan Bojonggede, Jawa Barat, sempat menghebohkan jalanan di sekitar Stasiun MRT Dukuhatas, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Kegiatan serupa dibuat di Bandar Lampung. Salah satunya bertajuk Bukan Fashion Week. Acara digelar di playground Taman Gajah, akhir pekan lalu. Menampilkan 50 influencer runaway, (Outfit Of The Day) OOTD Contest, juga catwalk anak.

Salah satu brand yang mengikuti runaway adalah The Nu Episode. Brand pakaian lokal Lampung ini menampilkan 4 busana yang menjadi ikon mereka. Ciri khasnya adalah pop art culture yang identik dengan warna-warna cerah.

Seperti diketahui, pakaian yang diproduksi The Nu Episode selalu oversize atau yang terlalu besar dari ukuran tubuh. Selain mengambil warna cerah seperti kuning dan merah, desain The Nu Episode banyak mengusung ilustrasi majalah atau komik. Atau memuat karakter menggemaskan. 

BACA JUGA:Direktur Sumber Daya Dirjen Dikti Kemendikbud Ristek Jadi Plt. Rektor Unila

Founder The Nu Episode, Kanjeng Atika dan Mey Episode, mengatakan bahwa dalam Bukan Fashion Week akhir pekan lalu, mereka membawakan 4 pakaian ikonik. Selain mereka berdua, dua influencer Lampung yang memeragakan busana yakni Maharani dan Ezanda Voza.

Mey Episode, Maharani, dan Ezanda Voza mengenakan dress panjang. Meski ada kombinasi warna hitam, busana yang mereka kenakan tetap berciri khas The Nu Episode. “Ada logo The Nu Episode, desain-desain yang ciri khas kami. Juga dipadukan dengan warna-warna cerah,” kata Kanjeng Atika kepada radarlampung.co.id.

Sementara, Kanjeng Atika tampil beda mengenakan kaos oversize berwarna putih. Dengan logo The Nu Episode berwarna full hitam berukuran besar di bagian dada. Kanjeng Atika menambahkan kain tile putih di bagian lengan. Serasa dengan rok tutu berwarna putih yang dia kenakan.

“Saya membawakan pakaian ini di runaway Bukan Fashion Week bukan tanpa alasan. Karena desain baju yang saya pakai ini, adalah yang paling banyak dibajak di pasaran. Dibajaknya sama persis,” terang Kanjeng Atika.

BACA JUGA:Sukar Didapat di Apotek, Obat Jenis Hexymer Masih Tersebar Luas di Toko Online

Ya, desain dari The Nu Episode memang kerap dibajak oleh orang tak bertanggungjawab. Meskipun, dirinya telah mendaftarkan merek dan logo The Nu Episode sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kemenkumham.

Isu HKI ini pun kembali mencuat setelah fenomena Citayam Fashion Week. Hal ini pula yang menjadi keresahan Kanjeng Atika. Dia pun berharap dan menghimbau kepada masyarakat untuk men-support brand lokal. Caranya dengan membeli produk-produk original.

"Kami juga berharap kepada pemerintah daerah untuk memperhatikan brand lokal. Juga menjembatani dan memberikan wadah kepada lokal brand yang sedang tersandung hukum. Khususnya pembajakan karya yang sudah terdaftar dalam memperjuangkan brand kami," pungkas Kanjeng Atika. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: