Prof. Muhajir Utomo: Pemilihan Rektor Universitas Lampung Tahun Ini Berat

Prof. Muhajir Utomo: Pemilihan Rektor Universitas Lampung Tahun Ini Berat

Sosialisasi visi misi bakal calon rektor Universitas Lampung (Unila) pada hari terakhir, Rabu 14 Desember 2022. FOTO MELIDA ROHLITA/RADARLAMPUNG.CO.ID --

BACA JUGA: Sosialisasi di Fakultas Kedokteran, Bakal Calon Rektor Universitas Lampung Sampaikan Program Kerja

”Karena itu, senat mempunyai tanggung jawab memberikan masukan. Jadi bukan rektor terpilih nanti saja yang membangun marwah," pungkasnya. 

Diberitakan sebelumnya, tiga fakultas menjadi lokasi sosialisasi visi misi bakal calon rektor Universitas Lampung (Unila) pada hari terakhir, Rabu 14 Desember 2022. Yaitu FISIP, Fakultas Teknik dan Fakultas Hukum. 

Kelompok pertama mengikuti sosialisasi visi misi di FISIP. Mereka adalah Prof. Asep Sukohar; Dr. Ayi Ahadiat; Prof. Hamzah; Prof. Lusmelia Afriani, ditambah Dr. Marselina. 

Seperti biasa, secara berurutan bakal calon rektor Universitas Lampung menyampaikan visi misi dan program kerjanya. Lalu dilanjutkan tanya jawab.

BACA JUGA: Paparan Visi Misi di Fakultas Teknik, Bakal Calon Rektor Universitas Lampung Dapat Pertanyaan Ini

Dalam kesempatan tersebut, Bung Pay, dosen sekaligus mantan Wakil Dekan III FISIP Unila mengingatkan soal integritas dan tanggung jawab dalam memimpin.

Pertanyaan juga disampaikan dari para dosen dan tenaga pendidik FISIP. Mulai dari pembentukan komite etik, beban tri dharma ada pada program studi, dan masih ada jurusan yang tidak memiliki tenaga IT.

Kemudian strategi memunculkan unit kemahasiswaan kembali, hingga komitmen agar tidak ada kegaduhan antar mahasiswa saat Pilrek 2022.

Kali ini, moderator memutar urutan bakal calon rektor untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan. Dimulai dari urutan terakhir, yakni Dr. Marselina.

BACA JUGA: Mengaku Khilaf, Prof. Asep Sukohar Menangis Minta Ampun, Doakan Universitas Lampung Lebih Baik

Dalam tanggapannya, Dr. Marselina mengatakan dirinya setuju dengan peryataan dari para dosen untuk membentuk komite etik dan komit terhadap jurnal-jurnal.

"Income generating perlu dipikirkan pada unit bisnis. Kalau dosen tidak mampu, ya akan kita beri kepada ahli dibidangnya. Wisma akan diubah menjadi studen hotel atau nama keren lainya,” sebut Dr. Marselina.

Kemudian perencanaan desentralisasi dalam bentuk e-planning disertai anggaran. Jadi jurusan diberikan keleluasaan kurikulum.

”Untuk mahasiswa memang sudah anggaran. Yang akan berkompetisi akan kita kasih dana. Jangan sampai tidak berangkat dalam rangka membangun Unila," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: