Warga Dayamurni Tulang Bawang Barat Tolak Karaoke di Lingkungan Ponpes

RADARLAMPUNG.CO.ID - Masyarakat Kelurahan Dayamurni, Lingkungan 5, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung, menolak dibukanya karaoke dan hiburan malam di lingkungan setempat. 

Penolakan tersebut ditandai dengan adanya aksi damai yang digelar oleh para santri dari berbagai sekolah dan masyarakat sekitar lokasi.

Mereka meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulang Bawang Barat dapat memperhatikan lingkungan pendidikan, sehingga anak-anak tidak terkontaminasi dengan hal-hal yang kurang atau bahkan tidak baik. 

Anggota DPRD Kabupaten Tulang Bawang Barat Arif Nurahman mengatakan, Minggu siang, 20 Juli 2025, para santri dari berbagai wilayah lingkungan 5 menggelar aksi damai.

BACA JUGA:Harga Gabah di Metro Tembus Rp7.000 per Kg, DKP3 Ingatkan Potensi Kenaikan Harga Beras

"Aksi damai ini berupa pemasangan banner di lokasi karaoke, karena masyarakat benar-benar menolak keberadaan karaoke tersebut," kata Arif kepada Radar Lampung. 

Arif menyebut, masyarakat benar-benar menolak lantaran saat ini karaoke tersebut telah beroperasi secara sembunyi-sembunyi. "Masyarakat di sini benar-benar menolak, sekitar 97% masyarakat menolak," ungkap kader Partai Demokrat Tubaba ini. 

Menurut Arif, keberadaan karaoke di lingkungan pondok pesantren dan sekolah serta masjid sangat mengganggu, karena bertentangan akidah.

"Di daerah ini ada beberapa lembaga pendidikan, SD, SMP, Yayasan Almujaddid, STES Tunas Palapa, Ponpes Babussalam, SDN Dayamurni, dan rumah ibadah," ungkapnya lagi. 

BACA JUGA:Ini Bocoran Persiapan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah PPPK Tahap I Pemprov Lampung

"Masyarakat, lanjut Arif, telah menembuskan surat penolakan ini kepada Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pintu Pemkab Tulang Bawang Barat, Polres Tulang Bawang Barat, dan berbagai pihak terkait lainnya," papar Arif lagi. 

Dikatakan Arif, pihaknya tidak menolak investor untuk berinvestasi di daerah tersebut. Namun ia meminta agar investor yang masuk tidak berpotensi merusak ahlak serta lingkungan pendidikan.

Sumber: