Komisi VI DPR RI Apresiasi PLN Atasi Oversupply lewat Optimasi Kontrak IPP Hingga Rp 47 Triliun
--
BACA JUGA: Richard Eliezer Divonis Pidana 1 Tahun 6 Bulan, Mantan Pengacara Ikut Angkat Bicara
Guna memitigasi adanya beban TOP, PLN mengambil langkah optimasi kontrak, khususnya dengan IPP.
Darmawan mengungkapkan, di tengah kondisi oversupply, PLN secara mandiri bernegosiasi dengan IPP untuk memundurkan COD agar oversupply tidak semakin parah.
Upaya tersebut berhasil memperjuangkan cost saving hingga Rp 47 triliun dari konsultasi bersama dengan 17 IPP secara mandiri guna mencari titik temu solusi.
Ia merincikan, hingga akhir 2021, konsultasi bersama dengan IPP berhasil menekan TOP sebesar Rp 37,21 triliun.
BACA JUGA: Tangkap Pengedar Narkoba Asal Mesuji, Polres Tulang Bawang Sita 20,88 Gram Sabu dan 70 Butir Ekstasi
Upaya optimasi kontrak terus dilakukan PLN pada 2022 sehingga TOP yang berhasil ditekan sebesar Rp 9,83 triliun.
Darmawan menuturkan, dalam menyiasati kondisi oversupply, PLN juga melakukan berbagai langkah guna meningkatkan konsumsi listrik.
Di mana, PLN melakukan strategi ekstensifikasi dan intensifikasi untuk menambah konsumsi listrik.
Strategi intensifikasi ini meliputi program pemasaran tambah daya untuk pelanggan eksisting.
BACA JUGA: Datangi Kecamatan Pematang Sawa, Kapolres Tanggamus Dapat Permintaan Begini
Kemudian strategi ekstensifikasi berupa penciptaan demand listrik baru melalui electrifying lifestyle.
PLN juga menjalankan program akuisisi captive power berkolaborasi dengan industri guna memakai listrik PLN.
Tidak hanya itu. PLN juga menjangkau kebutuhan listrik masyarakat lewat electrifying agriculture, electrifying marine hingga pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri.
Hal ini akhirnya menjadi salah satu penopang kinerja penjualan dan operasional yang lebih efisien pada 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: