Mandor Perusahaan Enggan Membayar, Kantin Proyek Pembangunan Ini Merugi Ratusan Juta

Mandor Perusahaan Enggan Membayar, Kantin Proyek Pembangunan Ini Merugi Ratusan Juta

Dua orang pemilik kantin proyek datang ke Graha Pena Radar Lampung. Foto Anggri/radarlampung.co.id--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Pemilik warung makan pekerjaan pembangunan proyek gedung di Institute Teknik Sumatera (ITERA) meminta pertanggungjawaban pembayaran upah kepada mandor perusahaan yang mengerjakan proyek pembangunan gedung.

Dua orang pemilik warung bernama Sugeng dan Muzaidi meminta agar perusahaan yang menaungi mandor itu bisa membayar tunggakan uang makan para pekerja proyek yang mencapai ratusan orang itu.

"Total kerugian yang kami alami mencapai ratusan juta," ujar Muzaidi ketika menyambangi Kantor Graha Pena Radar Lampung, Kamis, 2 Maret 2023.

Menurut Muzaidi, segala upaya telah dilakukan pihaknya untuk meminta pertanggungjawaban dari mandor perusahaan. Namun, sampai dengan saat ini tak ada hasil.

BACA JUGA:HUT ke-25 BUMN, PLN Gelar Jalan Sehat dan Bazar UMK di Lampung

"Kami sudah mendatangi perusahaan yang menaungi mandor itu. Tapi sama enggak ada jawaban pasti," jelasnya.

Diceritakan oleh Muzaidi, awal pihaknya bisa membuka warung makan di proyek pembangunan gedung ITERA, saat itu mereka izin terlebih dahulu kepada pihak ITERA dan juga Site Manager perusahaan yang melakukan pekerjaan disana.

"Jadi kami ini awalnya datang ke mereka menawarkan jasa untuk membuka warung makan untuk para pekerja itu. Jadi kami sudah izin ke pihak ITERA maupun juga pihak perusahaan yang menaungi para pekerja itu," jelasnya.

Dijelaskannya lagi, pihaknya meminta izin agar bisa membuka warung makan agar bisa menyuplai makanan para pekerja. "Kami hanya berbicara secara lisan saja dengan pihak mandor perusahaan. Dan diketahui oleh Site Managernya," katanya.

BACA JUGA:Cek Promo Spesial Bundling 3 Menu di Golden Lamian Hanya Rp 89 Ribuan

Awal-awal dibukanya warung makan itu di Bulan Agustus tepat dimulainya juga proyek pekerjaan gedung, pembayaran masih berjalan lancar. Dengan cara dibayar dua minggu sekali. Dengan cara dicicil oleh pihak mandor perusahaan.

"Masuk di Bulan September 2022 pembayaran ke warung makan kami macet. Total nilai yang menunggak itu mencapai Rp 25 juta," katanya.

Ketika pekerjaan masuk ke pekerjaan struktur beton, mandornya pun ada etikad baik untuk melunasi tunggakan pembayaran makan bagi para pekerja dan akan dilunasi. 

"Terus akhirnya mandor itu berhenti dan akhirnya wakil mandor lah yang menggantikan. Terus Site Manager nya bilang bahwa menjelaskan ke kami wakil mandor yang sudah diangkat ini ada etikad baik tapi nanti hutangnya akan dicicil," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: