Blessing in Disguise

Blessing in Disguise

Nanang Trenggono/FOTO NET --

Bahwa “penolakan Ganjar dan kader PDIP lain terhadap kehadiran tim Israel didasari oleh keyakinan ideologis, bukan karena faktor elektoral. Penolakan itu karena kekerasan Israel terhadap Palestina.”

Antagonisme berbuah pencerahan, kejelasan sikap politik, dan peluang adanya kepastian koalisi partai-partai politik peserta pemilu menuju Pemilihan Presiden tahun 2024. 

Penegasan Sekjen PDIP memastikan bahwa sikap politik partai pemenang pemilu 2019 ini berlawanan dengan Pemerintah Presiden Jokowi. 

Jadi, pertemuan hari Minggu, 2 April 2023, dalam kemasan silaturahmi Presiden Jokowi bersama para ketua partai politik pendukung pemerintah tanpa kehadiran Partai Nasdem dan PDIP merupakan konsekuensi logis dan jawaban atas kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. 

Adapun, ketua-ketua partai politik yang hadir antara lain Partai Gerindra, Partai Golkar, PKB, PPP, dan PAN. 

Dengan demikian, konstruksi penggabungan partai-partai politik yang berjalan dan terbentuk dalam waktu singkat ini, tentu terus berdinamika dan memungkinkan pergeseran-pergeseran. 

Namun, telah memberikan gambaran yang lebih pasti dan patut disyukuri tentang potensi kemunculan pasangan calon presiden dan wakil presiden lima tahun mendatang. 

Pertama, muncul dari koalisi partai-partai politik yang menamakan diri Koalisi Perubahan dimotori Partai Nasdem, Demokrat dan PKS. 

Kedua, gabungan partai-partai politik pendukung Pemerintah Presiden Jokowi. 

Ketiga, partai politik yang memenuhi presidential threshold hasil Pemilu tahun 2019, yakni PDIP. 

Dapat disimpulkan, ternyata kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan Piala Dunia U-20 menyimpan berkah tersembunyi, sebuah blessing in disguise. (*)

Penulis adalah Dosen Komunikasi Politik Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: