Proses Negosiasi Makna Dalam Interaksi di Kelas Pembelajaran Bahasa Inggris

Proses Negosiasi Makna Dalam Interaksi di Kelas Pembelajaran Bahasa Inggris

Proses Negosiasi Makna Dalam Interaksi di Kelas Pembelajaran Bahasa Inggris--freepik

Dengan kata lain, prinsip-prinsip yang ada pada setiap tahapan SA, belum diaplikasikan dengan benar. Hasil yang berbeda ditemukan oleh Shofwan (2017) dan Zaim (2017). 

Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa para guru sudah mampu menerapakan tiga dari tahapan SA yang disarankan, yaitu: experimenting, associating, dan communicating. Dengan kata lain, tahapan observing dan Questioning tidak dilaksakan dalam proses pembelajaran. 

Namun, hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa ada peningkatan Bahasa Inggris para siswa.

Berdasarkan pengalaman sebagai instruktur di program pelatihan guru (PPG ), yang pesertanya dari berbagai provinsi di Indonesia, sebagian besar para guru masih terpaku dengan generic structure (Text organization) dan language features. 

Para guru sibuk dengan meminta para siswa untuk mendefinisikan dan mengidentifikasi generic structure, language features dari teks yang sedang diajarkan. 

Hasil penelitian Flora, dkk (2021) kepada 144 guru SLTP dan SLA yang berasal dari 2 kota dan 10 kabupaten di provinsi Lampung menunjukkan bahwa sebagian besar mereka menggunakan SA karena sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. 

Namun, sebagian kecil mengatakan bahwa mereka tidak selalu menerapkan tahapan-tahapan SA tersebut secara berurutan dengan alasan bahwa dalam pembelajaran Bahasa Inggris langkah-langkah tersebut agak kaku dan kurang memberi waktu bagi siswa untk menggunakan Bahasa tersebut. 

Pendapat para guru yang menyatakan bahwa SA agak kaku dalam pembelajaran Bahasa Inggris ini mendukung pernyataan Sarwanti (2016) yang mengatakan bahwa SA itu dapat digunakan pada pembelajaran Bahasa Inggris, namun tahapan-tahapan tersebut kurang efektif karena para guru terfokus dalam setiap tahapan sehingga pembelajaran Bahasa secara alami kurang terjadi. 

Terkait dengan generic structure dari masing-masing teks yang ada pada kurikulum, semua guru mengatakan bahwa mereka mengajarkan itu karena pada ujian sekolah, yang menggunakan pilihan ganda, pertanyaan yang berkaitan dengan generic structure juga ada. 

Sebagai contoh; What is the generic structure of the text ABOVE  ? A….B, C., D. Inilah salah satu alasan para guru sibuk mengajarkan siswa untuk memahami dan mengidentifikasi generic structure dari masing-masing teks yang ada pada kurikulum. 

Tujuan membaca adalah untuk memahami teks tersebut. Dalam hal ini construct validity butir-butir soal perlu diperhatikan. Apabila pembelajar mampu menjawab pertanyaan berupa Main Idea , Specific Information , Reference , Inference, dan Vocabulary maka dapat disimpulkan bahwa pembelajar sudah memahami teks tersebut. 

Demikan pula halnya dengan writing. Para siswa terlalu dituntut untuk menulis sesuai dengan generic structure dari masing-masing teks tersebut. Untuk pembelajar pemula, hal penting yang perlu diberi latihan adalah bagaimana pembelajar mampu mengekspresikan idenya dalam Bahasa yang sedang dipelajarinya dan pembaca memahami maksudnya.

Penutup

Bahasa itu adalah kebiasaaan (language is a habit). Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris, terutama di tingkat SLTP dan SLTA, para pembelajar perlu diberikan kesempatan yang cukup dalam menggunakan Bahasa tersebut. 

Adanya proses negosiasi makna dalam aktivitas , dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk menggunakan Bahasa tersebut sesuai dengan konteks dan dapat pembelajar juga memperoleh masukan (input) untuk perkembangan kualitas bahasanya melalui ujarannya (output) dengan catatan adanya koreksi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: