Ayo Mengenal Tradisi Mandi Kasai, Upacara Pemandian Calon Pengantin Khas Lubuklinggau

Ayo Mengenal Tradisi Mandi Kasai, Upacara Pemandian Calon Pengantin Khas Lubuklinggau

Tradisi Mandi Kasai, Upacara Pemandian Calon Pengantin Khas Lubuklinggau-akun instagram @drdianaputri-

Tradisi ini memiliki dua makna yaitu yang pertama sebagai tanda bahwa kedua mempelai meninggalkan masa remajanya dan memasuki kehidupan berumah tangga.

Makna lain, Mandi Kasai menyucikan jiwa dan raga pasangan yang menikah.

Upacara adat Mandi Kasai dilakukan pada sore hari setelah hari pernikahan.

Upacara Kasai Mandi dilakukan dengan prosesi pernikahan dari rumah ke sungai.

BACA JUGA:7 Rekomendasi Geopark di Sumatera Barat, Suguhkan Pesona Alam yang Menakjubkan

Ketika mereka sampai di sungai, pemimpin adat mulai memandikan kedua mempelai dengan pantun yang kaya yang terpancar dari mulut pemimpin adat. 

Tradisi Mandi Kasai menginspirasi lahirnya tarian kreasi kota Lubuk Linggau, yakni tarian Bujang Gadis.

Tarian kreasi ini dibawakan oleh pria dan wanita dengan mengenakan pakaian adat yang sering dikenakan oleh masyarakat desa Lubuk Linggau dalam kesehariannya, yaitu Baju Kurung dengan bagian bawah kain Songket dan penutup kepala yang disebut Tanja. 

Dalam komposisi musiknya, tarian ini diiringi musik digital yang dipadukan dengan sentuhan alat musik tradisional seperti gendang, kramong, rebana dan akordeon, ciri khas musik Melayu Sumatera. 

BACA JUGA:Mengenal Teori-Teori Tentang Pembentukan Alam Semesta

Karya ini menggunakan lanskap tiga tempat sebagai pembangun cerita. Ketiga lokasi tersebut adalah pedesaan, sungai, dan tempat pernikahan. 

Tiga lingkungan tempat itu dibuat dengan bantuan multimedia, yang membantu penonton untuk memahami plot yang diceritakan dalam tarian tersebut.

Terinspirasi dari keunikan tradisi Mandi Kasai, pertunjukan ini menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi luhur warisan leluhur.(*/Reysah Larasati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: