Dari Kasus Penganiayaan Alumni IPDN di BKD Lampung, Usai Memukuli Korban, Senior Bilang Begini

ILUSTRASI PENGANIAYAAN/FOTO FREEPIK--
BACA JUGA: Daftar Komandan Korem 043/Garuda Hitam Dari Masa ke Masa, Terakhir Dipimpin Jenderal Kopasus
Masih banyak cerita lainnya, dan berkaitan dengan materi.
“Senior minta tolong belikan ini, belikan itu, ambil cucian di laundry dan lain lain. Tetapi tidak pernah memberi uangnya. Jadi kita yang harus membayarnya,” kata seorang wanita yang merupakan purna praja.
Tetapi lanjutnya, karena sering kali diperlakukan seperti itu, dia tidak ingin hal serupa menimpa yuniornya.
“Saya gak mau begitu.Ya, kalau mereka punya uang. Trus kalau nggak punya gimana. Nggak tega juga sih,” papar PNS yang bertugas di Pemprov Lampung ini.
BACA JUGA: Daftar Kapolres dan Kapolsek Jajaran Polda Lampung Hasil Mutasi Polri Terbaru
Istilah kontingen ini tidak berlaku di semua provinsi.
Bahkan banyak daerah asal mahasiwa IPDN tidak mengenal istilah kontingen yang harus tunduk dan patuh pada senior.
Berbeda di Lampung. Di mana, senioritas purna praja IPDN sangatlah kuat.
Bahkan menjadi anggota kontingen ini seperti satu keharusan bila ingin “selamat”.
BACA JUGA: Mutasi Kapolsek di Jajaran Polda Lampung, Terbanyak Dari Lampung Timur
Termasuk bila saat pesta pernikahannya kelak ingin ada prosesi purna praja.
“Bila tidak masuk ke dalam kontingen, maka purna praja yang tergabung dalam kontingen tidak akan bersedia hadir,” kata purna praja angkatan belasan yang tidak ingin namanya disebutkan.
Tetapi, lanjutnya, pernah ada yang tidak masuk dalam kontingen.
Dia menikah dan ada prosesi purna praja. Itu karena orang tua dari pengantin merupakan pejabat di Pemprov Lampung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: