Di kampus UI, Pengusaha Lampung Ini Beber Cara Peralihan ke BBM Sawit 2045 Tercapai

Di kampus UI, Pengusaha Lampung Ini Beber Cara Peralihan ke BBM Sawit 2045 Tercapai

Pengusaha Lampung Petrus Tjandra ditengah mahasiswa UI dalam even talkshow Rabu 16 Agustus 2023. Di kampus UI, Pengusaha Lampung Ini Beber Cara Agar Peralihan ke BBM Sawit 2045 Tercapai--dok. pribadi

Hal ini, lanjutnya bisa dilakukan. 


Ketiga dari kiri, pengusaha Lampung Petrus Tjandra berbaju biru bersama Prof Bambang Brojonegoro keempat dari kiri.--dok pribadi

Dalam hitung-hitungan pengusaha asal Teluk Betung Bandar Lampung ini, jika dirawat dengan sempurna, maka dalam satu hektar lahan bisa menghasilkan 30 hingga 36 ton tandan buah segar. “Tapi yang ada sekarang hanya 9 ton saja,” kata CEO Agro Investama ini. 

BACA JUGA:Jaring Aspirasi Balon DPD Lampung Ditutup, Diikuti 46.614 Voters, Ini Hasil Lengkapnya

Hal ini lantaran penanaman, perawatan dan panen tidak sesuai dengan prosedur yang baik. 

Misalnya, terkait bibit saja, harus mengambil dari pembuat benih agar menghasilkan sawit yang baik. 

“Kerap kali saat terdesak kebutuhan maka buah yang masih mentah dipotong. Padahal kadar minyaknya baru 14 persen. Malah takut memetik saat matang karena petani khawatir busuk,” katanya.

Jika perawatan hingga panen dilakukan dengan sempurna saja, maka dalam satu hektare sawit bisa hasilkan 25 ton tandan buah segar sudah sangat baik. 

“Misalnya 16 juta hektare lahan sawit saat ini dikali 25 ton tandan buah segar dikali kadar minyak 25 persen maka tercapai 100 juta ton minyak sawit. Bukan tidak mungkin apa yang beliau (Luhut,red) sampaikan terwujud,” kata pria yang mendaftar sebagai senator DPD RI Lampung ini. 

BACA JUGA:Bebas Cair! Menangkan Saldo DANA Gratis Rp 150 Ribu Edisi HUT RI Langsung di Aplikasi Google Hadiah

Lantas bagaimana agar sawit yang dipetik benar-benar matang dan tidak ada kekhawatiran menjadi busuk ketika dikirim dari petani ke pabrik? 

Solusi yang ditawarkan Petrus, pabrik harus lebih dekat dengan kebun. Sehingga memangkas jarak dan efesiensi waktu. 

Dari sisi teknologi, pabrik juga harus meninggalkan sistem boiler dan beralih ke metode dry heated atau pengeringan dengan udara panas. Dengan menggunakan metode ini, menurutnya, bisa tidak menambah emisi gas rumah kaca. 

“Tapi, kalau saya meyakini para peneliti muda dari Indonesia termasuk dari Universitas Indonesia ini dapat mendukung target produksi 100 juta ton minyak sawit di tahun Indonesia Emas 2045,tanpa deforestasi dan tambahan emisi gas rumah kaca," tutupnya. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: