Perencanaan Pembelajaran untuk Pengembangan Kognitif dan Solusi Masalah Belajar
Nomor dua dari kiri, Guru Besar FKIP Unila Prof Herpratiwi .--unila.ac.id
Kaufman (1972) menjelaskan perencanaan merupakan proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan yang memiliki unsur: (1) mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan, (2) menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan, (3) spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari setiap kebutuhan yang diprioritaskan, (4) identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan, (5) skuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan, dan (6) identifikasi strategi alternatif dan alat untuk mencapai tiap kebutuhan, termasuk di dalamnya merinci keuntungan dan kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai.
Perencanaan terkait dengan hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be), terkait dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program dan alokasi sumber (Steller, 1983).
Konsep ini menekankan kepada usaha mengisi kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan yang akan datang disesuaikan dengan apa yang dicita-citakan yaitu menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan masa depan yang diinginkan. William H. Newman dalam Kurniawati (2021) menjelaskan perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan.
Perencanaan mengandung rangkaian keputusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, program, metode dan prosedur tertentu, Robins (1982) menjelaskan perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan.
Definisi ini mengasumsikan bahwa perubahan selalu terjadi dan untuk itu maka perlu diantisipasi agar perubahan itu berimbang. Selanjutnya menurut Terry (2005) perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan.
Untuk itu diperlukan kemampuan mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang.
Perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa perencana akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan (Banghart dan Trull, 1973).
Selanjutnya menurut Sanjaya (2013), perencanaan dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
Ketika merencanakan maka pola pikir diarahkan bagaimana agar tujuan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien.
II. PERENCANAAN DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN
Ketua Senat, Rektor beserta jajaran, dan Hadirin yang saya hormati Pembelajaran sebagai suatu proses yang dilakukan oleh orang lain (pendidik, tutor, instruktur, WI dll) dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan orang yang belajar (peserta didik, dan atau orang yang sedang belajar) untuk memiliki pengalaman belajar.
Pembelajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik. Pembelajaran berkenaan dengan kegiatan bagaimana seseorang membelajarkan serta bagaimana seseorang belajar.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang disadari dan direncanakan, baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Ibrahim dan Syaodih, 2010). Menurut Gagne (1977), pembelajaran adalah peran yang dilakukan pendidik dalam memfasilitasi terjadinya proses dan hasil belajar pada diri peserta didik.
Sementara itu Joyce & Weil (1980) memaparkan pembelajaran adalah proses bersama antara pendidik dan peserta didik menciptakan lingkungan termasuk serangkaian tata nilai dan keyakinan yang dianggap penting untuk menyatukan pandangan tentang realitas kehidupan.
Ki Hajar Dewantara menyatakan pembelajaran (onderwijs) tidak lain dan tidak bukan ialah salah satu bagian dari Pendidikan, dengan cara memberikan ilmu atau pengetahuan serta kecakapan (Tafsir, 2003).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: