Perencanaan Pembelajaran untuk Pengembangan Kognitif dan Solusi Masalah Belajar

Perencanaan Pembelajaran untuk Pengembangan Kognitif dan Solusi Masalah Belajar

Nomor dua dari kiri, Guru Besar FKIP Unila Prof Herpratiwi .--unila.ac.id

f. Menentukan bahan ajar baru yang memerlukan perhatian khusus 

g. Melihat kembali analisis peserta didik dan derajat penguasaan materi yang diinginkan 

h. Merancang dan menuliskan bahan ajar 

i. Melihat kembali kejelasan bahan ajar dan keterkaitan bahan ajar setiap sesi pelajaran dan setiap konsep 

j. Menuliskan petunjuk pembelajaran.

V. SIMPULAN 

Beberapa simpulan yang dihasilkan dari tulisan ini perencanaan pembelajaran merupakan satu tahapan dalam pembelajaran. Perencanaan menjadi sangat penting karena dapat berfungsi sebagai dasar, pemandu, alat kontrol dan arah pembelajaran. 

Perencanaan pembelajaran yang baik akan melahirkan proses pembelajaran yang baik pula. Perencanaan pembelajaran atau disebut juga desain instruksional merupakan kegiatan organisasi instruksional, yaitu perencanaan pembelajaran yang mengkoordinasikan komponen pembelajaran tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah interaksi pembelajaran, sumber belajar yang digunakan,dan evaluasi pembelajaran. 

Secara sistematik perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan isi/materi pelajaran yang harus dipelajari, merumuskan kegiatan belajar, dan merumuskan sumber belajar/media pembelajaran yang akan digunakan serta merumuskan evaluasi pembelajaran. 

Perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan penting dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran harus didesain secara sistematis dalam merumuskan tujuan, bagaimana karakteristik siswa-siswinya, bagaimana menentukan metodenya, bagaimana menentukan topiknya, dan bagaimana cara mengevalusinya. 

Terdapat berbagai langkah-langkah perencanaan yang dapat dijadikan rujuan oleh pengembanga sumber daya manusia yaitu pembelajaran Briggs, model Bella H. Banathy, model IDI, model Kemp, model Dick & Carrey, model PPSI, dan model berbasis kompetensi. 

VI. PENUTUP 

Tidak ada model pembelajaran yang lebih baik dari pada model yang lain. Pengembang pembelajaran memilih model berdasarkan pertimbangan kesesuaian dan kebutuhan pembelajaran yang akan dikembangkan. 

Walaupun begitu, hendaknya perancang pembelajaran tidak memilih model disain pembelajaran yang berorientasi kelas / level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. 

Sebaiknya menggunakan model yang berorientasi pada produk, dengan mengikuti Langkah-langkah prosedural. Misalnya langkah prosedural model Dick and Carrey, yang dapat dimulai dari mana saja dan pola pikirnya sistematis. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: