Perencanaan Pembelajaran untuk Pengembangan Kognitif dan Solusi Masalah Belajar
Nomor dua dari kiri, Guru Besar FKIP Unila Prof Herpratiwi .--unila.ac.id
Dengan kepastian itulah maka pendidik akan terhindar dari persoalan-persoalan yang mungkin muncul secara tidak terduga.
Adaptabilitas, perencanaan pembelajaran hendaknya bersifat lentur atau tidak kaku, misalnya perencanaan pembelajaran dapat diimplementasikan manakala memiliki syarat- syarat tertentu, jika syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi maka perencanaan pembelajaran tidak dapat digunakan.
Perencanaan pembelajaran yang demikian adalah perencanaan yang kaku, karena memerlukan persyaratan-persyaratan khusus.
Sebaliknya perencanaan pembelajaran disusun untuk dapat diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan berbagai kondisi.
Dengan demikian perencanaan itu dapat digunakan oleh setiap orang yang akan menggunakannya. Kesederhanaan, perencanaan pembelajaran mudah diterjemahkan dan diimplementasikan.
Perencanaan yang rumit dan sulit untuk diimplementasikan tidak akan berfungsi sebagai pedoman untuk pendidik dalam pengelolaan pembelajaran.
Prediktif, perencanaan pembelajaran yang baik harus memiliki daya ramal yang kuat artinya perencanaan dapat menggambarkan “apa yang akan terjadi seandai”.
Daya ramal ini sangat penting untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi, dengan demikian akan mudah bagi pendidik untuk mengantisipasinya.
Pertimbangan kriteria dalam melakukan perencanaan pembelajaran adalah, signifikansi, tingkat signifikansi tergantung pada kegunaan dari tujuan yang dirumuskan.
Feasibilitas, adalah otoritas political yang memadai, dengan demikian estimasi biaya serta aspek-aspek lainnya dapat dibuat dalam pertimbangan yang realistik. Relevansi, perencanaan pembelajaran memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan spesifik secara optimal.
Kepastian atau definitiveness, tidak semua hal-hal yang sifatnya kebetulan dapat dimasukkan dalam perencanaan pembelajaran, namun perlu diupayakan agar sebanyak mungkin hal-hal tersebut dimasukkan dalam pertimbangan.
Ketelitian, perencanaan pembelajaran disusun dalam bentuk yang sederhana, serta perlu diperhatikan secara sensitif kaitan-kaitan yang pasti terjadi antara berbagai komponen.
Dalam penerapan prinsip ini berarti diperlukan waktu yang lebih banyak dalam menggali beberapa alternatif, sehingga perencanaan dan pengambil keputusan dapat mempertimbangkan alternatif mana yang paling efisien.
Adaptabilitas, perencanaan pembelajaran bersifat dinamik, sehingga perlu senantiasa mencari informasi sebagai umpan balik. Kalau perencanaan pembelajaran sudah lengkap, penyimpangan penyimpangan sudah semakin berkurang dan aktivitas-aktivitas spesifik dapat ditentukan.
Penggunaan berbagai proses memungkinkan perencanaan pembelajaran yang fleksibel atau adaptabel dapat dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: