Perencanaan Pembelajaran untuk Pengembangan Kognitif dan Solusi Masalah Belajar
Nomor dua dari kiri, Guru Besar FKIP Unila Prof Herpratiwi .--unila.ac.id
Kognitif peserta didik akan berkembang dengan baik, jika pendidik mempergunakan teori dalam membuat perencanaan pembelajran. Salah satu teori perkembangan kognitif yang dapat dipakai pendidik adalah teori Piaget.
Piaget mengajukan teori tentang perkembangan kognitif anak yang melibatkan proses penting yaitu skema, asimilasi, akomodasi, organisasi, dan ekuilibrasi.
Dalam teorinya, perkembangan kognitif terjadi dalam urutan empat tahap yaitu: a. tahap sensorimotor: dari kelahiran sampai umur 2 tahun (bayi membangun pemahaman tentang dunia dengan mengoordinasikan pengalaman indrawi dengan gerakan dan mendapatkan pemahaman akan objek permanen. b. Tahap pra-operasional: umur 2-7 tahun (anak memahami realitas di lingkungan dengan menggunakan fungsi simbolis (simbol-simbol) atau tanda-tanda dan pemikiran intuitif. Keterbatasannya adalah egosentrisme, animisme, dan centration.
Ciri-ciri berpikirnya tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak logis c. Tahap operasional konkrit: umur 7-11/12 tahun (anak sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika atau operasi, tetapi hanya untuk objek fisik yang ada saat ini.
Dalam tahap ini, anak telah hilang kecenderungannya terhadap animisme dan articialisme d. Tahap operasional formal: umur 12 tahun ke atas (anak sudah dapat menggunakan operasi-operasi konkritnya untuk membentuk operasi yang lebih kompleks, ciri pokok perkembangannya adalah hipotesis, abstrak, deduktif dan induktif serta logis dan probabilitas.
Tingkatan perkembangan intelektual manusia mempengaruhi kedewasaan, pengalaman fisik, pengalaman logika, transmisi sosial dan pengaturan sendiri. Teori Piaget jelas sangat relevan dalam proses perkembangan kognitif anak, karena dengan menggunakan teori ini, manusia dapat mengetahui adanya tahap-tahap perkembangan tertentu pada kemampuan berpikir anak.
Dengan demikian bila dikaitkan dengan pembelajaran kita bisa memberikan perlakuan yang tepat bagi anak, misalnya dalam memilih cara penyampaian materi bagi siswa sesuai dengan tahap perkembangan kemampuan berpikir yang dimiliki oleh anak.
Dengan demikian pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan.
Hal ini akan berakibat adanya konsep perencanaan pembelajaran yang spesifik, yaitu merencanakan pembelajaran dengan mengarah pada pembentukan peserta didik untuk berkompeten.
Ciri khas program pembelajaran berbasis kompetensi menurut Majid (2005) mengandung empat unsur pokok, yakni: pemilihan kompetensi yang sesuai, spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi, pengembangan sistem pengajaran dan penilaian.
Berkaitan dengan kepentingan di atas, perencanaan pembelajaran berbasis kompetensi sangat cocok menggunakan langkah-langkah pengembangan pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick and Carey (2009), yang memiliki langkah-langkah: a. mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran. b. melaksanakan analisi pembelajaran c. mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa d. merumuskan tujuan performansi e. mengembangkan butir–butir tes acuan patokan f. mengembangkan strategi pembelajaran g. mengembangkan dan memilih materi pembelajaran h. mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif i. merevisi bahan pembelajaran dan j. mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah. Setiap langkah sangat jelas maksud dan tujuannya sehingga bagi perancang pembelajaran akan dapat mengikuti Langkah tersebut dengan mudah.
Kesepuluh langkah pada model Dick and Carey menunjukan hubungan yang sangat jelas, dan tidak terputus antara langkah yang satu dengan yang lainya. Sistem yang terdapat pada Dick and Carey sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke urutan berikutnya.
Langkah awal pada model Dick and Carey adalah mengidentifikasi tujuan pembelajaran. Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah menengah dan sekolah dasar, di mana tujuan pembelajaran pada kurikulum menjadi sentran dari Langkah Langkah berikutnya.
Penggunaan model Dick and Carey dalam sebuah perencanaan dimaksudkan agar (1) pada awal proses pembelajaran peserta didik dapat mengetahui dan mampu melakukan hal–hal yang berkaitan dengan materi pada akhir pembelajaran, (2) adanya pertautan antara tiap komponen khususnya strategi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki, (3) menjelaskan langkah–langkah yang perlu dilakukan dalam perencanaan desain pembelajaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: