Perencanaan Pembelajaran untuk Pengembangan Kognitif dan Solusi Masalah Belajar
Nomor dua dari kiri, Guru Besar FKIP Unila Prof Herpratiwi .--unila.ac.id
Menurut Degeng (2000), pembelajaran sebagai upaya membelajarkan peserta didik yang secara eksplisit terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu:
(1) perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses pengembangan pembelajaran secara sistematik mengunakan teori belajar dan pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.
Dalam perencanaan terdapat kegiatan menganalisis sebuah kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan termasuk di dalamnya melakukan analisis terhadap muatan perilaku.
(2) Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin, adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori-teori tentang strategi pembelajaran dan implementasinya terhadap strategi-strategi tersebut.
(3) Perencanaan pembelajaran sebagai sains, adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi pembelajaran.
(4) Perencanaan pembelajaran sebagai realitas, adalah pembelajaran yang dikembangkan dari waktu ke waktu dalam suatu proses, dikerjakan secara cermat sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik.
(5) Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem, adalah penempatan sumber dan proses untuk mendorong terwujudnya aktivitas dialog antara seseorang dengan orang lain dalam lingkungan yang sengaja direkayasa untuk mengubah potensi menjadi kompetensi.
Perencanaan dalam konteks pembelajaran sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, penggunaan model, pendekatan dan metode, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Majid, 2005).
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapatlah dipahami bahwa perencanaan memiliki empat unsur, yaitu: (1) adanya tujuan yang harus dicapai, (2) adanya strategi untuk mencapai tujuan, (3) adanya sumber daya yang dapat mendukung, dan (4) implementasi setiap keputusan. Tujuan merupakan arah yang harus dicapai.
Agar perencanaan dapat disusun dan ditentukan dengan baik, maka tujuan dirumuskan dalam bentuk sasaran yang jelas dan terukur. Dengan sasaran yang jelas, maka ada target yang harus dicapai.
Target menjadi fokus dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya. Strategi berkaitan dengan penerapan keputusan yang akan dilakukan oleh perencana, misalnya keputusan tentang waktu pelaksanaan dan jumlah waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan, pembagian tugas dan wewenang setiap orang yang terlibat, langkah- langkah yang harus dikerjakan oleh setiap orang, dan penetapan kriteria keberhasilan.
Penetapan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan, meliputi penerapan sarana dan prasarana yang diperlukan, anggaran biaya dan sumber daya lainnya, misalnya pemanfaatan waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya.
Implementasi merupakan unsur penting dalam proses perencanaan, karena dipakai untuk menilai efektivitas suatu perencanaan.
Melalui perencanaan yang matang maka pendidik dengan mudah mengantisipasi apa yang akan terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan perencanaan pembelajaran, maka pembelajaran akan efektif, efisien dan menarik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: