Heboh, Rumah Sekretaris PWNU Lampung Dilempari Bom Molotov Oleh OTK
Tim Inafis Satreskrim Polresta Bandar Lampung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) Rumah Sekretaris PWNU Lampung di bom molotov oleh Orang tak dikenal (OTK). Foto Dok.Warga--
RADAR LAMPUNG.CO.ID - Rumah Sekretaris PWNU Lampung sekaligus Tokoh PW Gerakan Pemuda Ansor Lampung Hidir Ibrahim dilempari bom molotov yang dilakukan orang tak dikenal (OTK).
Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu dini hari, 16 Desember 2023 di Jalan Raden Gunawan 2 RT 09, Kelurahan Rajabasa Pemuka, Kecamatan Rajabasa .
Mewakili pemilik rumah, Kuasa Hukum Hidir Ibrahim, Sarhani, menyampaikan bahwa teror bom itu terjadi pada Sabtu 16 Desember 2013, sekitar pukul 03.00 WIB, saat kliennya dan keluarga sedang tidur, dan mengetahui kejadian tersebut jelang subuh.
"Melihat cctv terlihat orang melemparkan botol bisa diistilahkan bom molotov. Lempar dari depan gerbang," ucap Sarhani.
BACA JUGA:Ganjar Pranowo Sebut Pemberdayaan Pesantren jadi Prioritas
Beruntung, bom molotov tersebut tidak mengenai dua mobil yang sedang terparkir di halaman rumah.
"Hanya mengenai lampu penerangan pagar dan percikan api menjalar di pinggir saja," ucapnya.
Atas kejadian tersebut, pihaknya langsung membuat laporan ke Polresta Bandar Lampung dengan bukti laporan polisi Nomor: LP/B/1851/XII/2023/SPKT/Polresta Bandar Lampung/Polda Lampung tertanggal 17 Desember 2023 pukul 10.24 WIB.
Dengan laporan dugaan tidak pidana membahayakan keamanan umum UU Nomor 1 tahun 1946 tentang KUHP sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 187.
BACA JUGA:Makmurkan Masjid, Rumah Tahsin Al-Jannah dan We Care Gelar Sunatan Massal Gratis
"Atas kejadian tersebut, saya mewakili klien saya langsung membuat laporan ke Polresta Bandar Lampung," tambah Sarhani kepada Radar Lampung pada Minggu, 17 Desember 2023
Sarhani juga mengatakan, pihak keluarga berharap Polresta Bandar Lampung segera mengungkap secara tuntas dan menangkap pelaku teror bom molotov tersebut.
Pihaknya mengapresiasi kinerja Satreskrim Polresta Bandar Lampung langsung menanggapi laporan tersebut.
"Harapan besar pihak keluarga dikuasakan ke saya untuk segera mungkin melakukan penyelidikan. Agar tidak terulang kembali kejadian serupa. Jika terjadi kedua atau ketiga kali hal serupa bisa menjadi trauma bagi keluarga," jelas Sarhani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: