disway awards

Unila Sampaikan Pernyataan Resmi Terkait Wafatnya Mahasiswa FEB Diduga Buntut Diksar Mahapel

Unila Sampaikan Pernyataan Resmi Terkait Wafatnya Mahasiswa FEB Diduga Buntut Diksar Mahapel

Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unila Prof Sunyono (tengah) saat melakukan konferensi pers terkait meninggalnya Mahasiswa FEB UNILA pasca diksar Mahapel, Rabu, 4 Juni 2025.--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Universitas Lampung (Unila) menyampaikan pernyataan resmi terkait meninggalnya Pratama Wijaya Kusuma, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), diduga lantaran mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam dan lingkungan (Mahapel). 

Pernyataan resmi Unila disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Prof. Sunyono, atas nama Rektor Universitas Lampung Prof. Lusmeilia Afriani, Rabu, 4 Juni 2025 di Rektorat Unila.

Prof. Sunyono menyatakan bahwa seluruh keluarga besar Unila merasa kehilangan yang mendalam atas wafatnya Pratama Wijaya Kusuma.

"Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga almarhum. Kejadian ini adalah pukulan berat bagi dunia pendidikan, khususnya bagi Universitas Lampung," ujarnya.

BACA JUGA:Kasus Dugaan Korupsi Bimtek dan Studi Tiru Aparatur Desa, Kejari Pringsewu Geledah Kantor LPPAN

Unila, kata dia, telah membentuk tim investigasi independen untuk menangani kasus ini.

Tim tersebut terdiri dari berbagai elemen, termasuk Unit Penunjang Akademik, Tim Khusus Layanan Kekerasan di Perguruan Tinggi, psikolog, tim hukum, dan perwakilan mahasiswa. 

"Investigasi dilakukan secara cepat, transparan, dan akuntabel dengan pendekatan restoratif serta melindungi hak-hak korban dan keluarganya," ujarnya.

Beberapa hal yang bakal dilakukan di antaranya pengumpulan dokumen dokumen kegiatan, perizinan, laporan medis, serta bukti digital berupa foto dan video.

BACA JUGA:Kualifikasi Piala Dunia 2026, Gubernur Mirza Optimis Timnas Indonesia Menang Lawan China

Pun akan dilakukan penyusunan kronologi bgerdasarkan bukti dan wawancara dengan pihak-pihak terkait, disertai asesmen psikologis, juga analisis temuan menitikberatkan pada kelalaian individu, kolektif, maupun kelembagaan.

Hasil investigasi akan menghasilkan laporan akhir, rekomendasi kelembagaan, sanksi, serta langkah pemulihan dan pencegahan agar tragedi serupa tidak terulang.

Unila menegaskan komitmennya untuk tidak menoleransi kekerasan dalam bentuk apapun. 

"Kami pastikan tidak ada yang ditutup-tutupi. Semua proses akan terbuka untuk audit publik," tambah Prof. Sunyono.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait