disway awards

Bulan Purnama 5 November Diduga Picu Pasang Laut, BMKG Imbau Warga Pesisir Lampung Waspada Banjir Rob

Bulan Purnama 5 November Diduga Picu Pasang Laut, BMKG Imbau Warga Pesisir Lampung Waspada Banjir Rob

BMKG himbau masyarakat Pesisir Lampung waspada fase perigee dan purnama 5 November-infoBMKG/Instagram-

RADARLAMPUNG.CO.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat pesisir Lampung untuk waspada terhadap potensi banjir pesisir (rob) dan gelombang laut tinggi yang dapat terjadi pada periode 4–7 November 2025.

Dalam siaran pers tanggal 31 Oktober 2025, BMKG menjelaskan bahwa fenomena fase perigee.

Yaitu kondisi di mana bulan berada pada jarak terdekatnya dengan bumi, akan bertepatan dengan fase bulan purnama pada 5 November 2025. 

Kedua fenomena ini dapat menyebabkan peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum di berbagai wilayah pesisir Indonesia, termasuk pesisir Lampung.

BACA JUGA:Kecuali Bandar Lampung, BMKG Lampung Sebut Wilayah Ini Bakal Hujan Lebat Dari Sabtu Malam - Minggu Dini Hari

“Potensi banjir pesisir ini secara umum dapat berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta tambak garam dan perikanan darat,” tulis BMKG dalam keterangan resminya.

BMKG turut meminta warga untuk siaga dan menghindari aktivitas berisiko tinggi selama puncak pasang laut berlangsung.

Sementara itu, selain peningkatan pasang air laut, BMKG juga mengingatkan potensi gelombang laut sedang hingga tinggi di beberapa wilayah perairan. 

BACA JUGA:BMKG Ingatkan Potensi Banjir Rob dan Cuaca Ekstrem di Lampung 10–14 September 2025

Berdasarkan informasi dari akun resmi Instagram @/infoBMKG, gelombang sedang hingga tinggi (1,5–2,5 meter) diperkirakan terjadi di sejumlah wilayah perairan nasional seperti Laut Jawa bagian barat, Selat Makassar, hingga Laut Sulawesi.

Meskipun Selat Sunda tidak termasuk dalam daftar resmi area berpotensi gelombang tinggi, wilayah ini tetap perlu diwaspadai.

Secara geografis, Selat Sunda merupakan jalur sempit yang menghubungkan Laut Jawa dengan Samudra Hindia, sehingga dapat terpengaruh perubahan pola angin dan pasang laut akibat fase purnama.

BACA JUGA:Peringatan Dini BMKG: Cuaca Ekstrem Ancam Lampung Tiga Hari Kedepan, Warga Diminta Siaga Banjir dan Longsor

Kondisi ini dapat meningkatkan risiko bagi kapal penyeberangan rute Bakauheni-Merak, kapal nelayan, maupun kapal berukuran kecil di perairan sekitar Teluk Lampung dan Pesisir Barat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait